Menurut Iqna, Ayatullah Alireza A’rafi, Direktur Hauzah, mengumumkan penyelenggaraan Kongres Internasional Umana al-Rasul untuk mengenang syahid Sayyid Hasan Nasrallah, Ayatullah al-Udzma Safi Golpayegani, dan Ayatullah Shahrestani dalam konferensi pers yang diadakan di Pusat Manajemen Hauzah ilmiah di Qom pada 26 Juli.
Di awal pertemuan, ia mengenang para syuhada dalam dua tahun terakhir, khususnya para syuhada perang 12 hari, dan berkata, “Kami menyampaikan simpati kepada rakyat Palestina, khususnya rakyat Gaza, yang berada dalam kondisi kehidupan yang paling sulit, dan kami berharap semoga Allah membalas kejahatan musuh-musuh Islam dan Iran”.
Mengacu pada penyelenggaraan Kongres Internasional Umana al-Rasul, Direktur Hauzah menambahkan, “Sekretariat Kongres Umana al-Rasul bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat para sesepuh hauzah yang berpengaruh di Iran dan kawasan, serta berpengaruh dalam proses sosial, politik, dan budaya”.
Ayatullah A’rafi menyatakan bahwa fokus program kongres ini adalah pada dua wilayah, Qom dan Najaf, sebagai dua pusat sejarah pemikiran, budaya, dan keyakinan Syiah. “Dalam kongres ini, pernyataan dari dua wilayah yang memiliki peran penting dalam ilmu pengetahuan, budaya, politik, dan sosial akan dikaji dan diperkenalkan kepada masyarakat,” ujarnya.
Ia menegaskan kembali bahwa tujuan kongres ini adalah untuk memperkenalkan tokoh-tokoh ini sebagai panutan bagi generasi muda dan masyarakat. “Sehubungan dengan hal ini, beberapa program telah diselenggarakan dan karya-karya terkait kongres telah dipublikasikan,” lanjutnya.
Ayatullah A’rafi menyatakan bahwa Sayyid Hasan Nasrullah kagum dengan Pemimpin Tertinggi dan berkata: “Beliau telah mendidik tokoh-tokoh besar. Bahkan, ini adalah mazhab politik, revolusioner, dan budaya, dan kami sedang mengupayakan pengakuan mazhab ini di Kongres”.
Direktur hauzah ilmiah menambahkan: “Tokoh kedua almarhum Ayatullah al-Udzma Safi Golpayegani adalah seorang tokoh Mahdiisme, teologi, fikih, ushul, dll; beliau memiliki karya-karya luar biasa di berbagai bidang dan menjawab pertanyaan-pertanyaan keagamaan dunia saat ini; karya-karyanya akan dibaca ulang, diterbitkan, dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa”.
“Tokoh lainnya Ayatullah Shahrestani adalah seorang ulama terkemuka namun belum dikenal, yang pembacaan ulang kepribadiannya dapat diterapkan oleh generasi muda untuk membuka jalan bagi masa depan yang lebih baik,” lanjutnya.
Merujuk pada konferensi peringatan 100 tahun hauzah ilmiah, Ayatullah A’rafi menekankan titik balik konferensi ini adalah pesan agung dan luhur dari Pemimpin Tertinggi, yang merupakan poros pergerakan program-program hauzah untuk tahun-tahun mendatang. (HRY)