Salah satu kriteria yang disebutkan dalam Alquran tentang orang beriman adalah rendah hati:
وَ عِبَادُ الرَّحْمنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْارْضِ هَوْنا
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati”. (QS. Al-Furqan: 63)
Rendah hati adalah menghancurkan diri sedemikian rupa sehingga tidak membiarkan seseorang melihat dirinya lebih tinggi dari yang lain, dan keniscayaannya adalah perbuatan dan ucapan yang menunjukkan penghormatan terhadap orang lain.
Keutamaan moral ini, seperti kualitas moral lainnya, memiliki ifrath (melebih-lebihkan) dan tafrith serta tingkat menengah. Batas ifrath adalah takabbur (congkak) dan batas tafrith adalah menerima kehinaan dan kerendahan dan batas tengahnya adalah tawadhu. Apa yang dianggap sebagai sifat utama dan terpuji adalah menjadi kecil tanpa menerima kerendahan dan kehinaan.
Seseorang yang mencoba mencari keunggulan atas rekan-rekannya dan meninggalkan mereka adalah sombong, dan seseorang yang menempatkan dirinya di belakang mereka adalah rendah hati, tetapi jika dia berperilaku berlebihan dalam hal ini, ini bukanlah kerendahan hati, tetapi semacam kehinaan (menerima kehinaan dan kerendahan) yang tidak terpuji.
Sesuatu yang patut dipuji adalah bersikap moderat dan memenuhi hak setiap orang terhadapnya, di hadapan orang yang alim dengan satu cara dan di depan orang lain dengan cara lain. Kerendahan hati memiliki manfaat, beberapa di antaranya adalah:
Diriwayatkan dari Amirul Mukminin Ali as berkata: “Dengan kerendahan hati dan cinta, segala pekerjaan menjadi teratur.”
Termasuk hal yang jelas adalah orang yang sombong dan congkak dibenci di antara orang-orang dan tidak ada yang tertarik pada mereka.Kerendahan hati yang merupakan kebalikan dari kesombongan membuat seseorang populer di kalangan masyarakat. (HRY)