IQNA

Metode Pendidikan Para Nabi; Ibrahim (as) / 4

Merubah Kebiasaan dalam Metode Pendidikan Ibrahim (as)

18:55 - June 12, 2023
Berita ID: 3478502
TEHERAN (IQNA) - Ada ciri-ciri yang membedakan didikan para nabi satu sama lain. Menurut kesaksian Alquran, Nabi Ibrahim (as) melakukan banyak upaya untuk mengubah beberapa kebiasaan buruk kaumnya dan menggantinya dengan kebiasaan baik, dan metodenya di bidang ini menarik.

Salah satu metode pendidikan yang sangat efektif dalam jalan kebahagiaan manusia adalah menciptakan kebiasaan atau mengubah kebiasaan. Kebiasaan adalah suatu keadaan atau tingkah laku yang tercipta dengan pengulangan, indoktrinasi, dan penyampaian, dan tidak perlu berpikir dalam penampilannya, dan tercipta dengan mengulangi suatu tingkah laku.

Kebiasaan dapat dianggap sebagai salah satu sarana pendidikan dan perkembangan manusia yang terbaik. Karena membuat seseorang secara otomatis meninggalkan aktivitas yang tidak bermanfaat dan menghabiskan waktu tersebut untuk hal yang bermanfaat. Oleh karena itu, menciptakan kebiasaan baik dan meninggalkan kebiasaan buruk menciptakan revolusi pendidikan pada manusia.

Sebagai salah satu nabi Allah, Nabi Ibrahim (as) mencoba yang terbaik untuk mengubah kebiasaan buruk dan menciptakan yang baik. Berikut adalah beberapa contohnya:

  1. Mengubah kebiasaan menyembah berhala

Penyembahan berhala kaum Ibrahim tidak memiliki alasan yang dapat dipertahankan dan mereka hanya mengulangi tindakan yang tidak masuk akal secara terus menerus.

Biasanya, orang yang mengikuti orang lain dan tidak memiliki kerangka pemikiran apa pun, jika mereka ditanyai tentang ideologi mereka yang tidak mereka sukai, mereka tidak membuat argumen yang logis. Menurut Alquran, Nabi Ibrahim mengalami saat seperti itu: ketika Ibrahim (as) meniadakan tradisi penyembah berhala dan memperkenalkan mereka dan bapak-bapak mereka dengan jelas dalam kesesatan, mereka menjawab:

قَالُواْ أَ جِئْتَنَا بِالحَقِ أَمْ أَنتَ مِنَ اللَّاعِبِين

“Mereka menjawab: "Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?” (QS. Al-Anbiya: 55)

Setelah mendengar hal ini, Ibrahim dengan tegas mengulangi kata-katanya tentang tauhid untuk mengubah kebiasaan ini di antara mereka:

قَالَ بَل رَّبُّكم رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ الَّذِى فَطَرَهُنَّ وَ أَنَا عَلىَ‏ ذَالِكمُ مِّنَ الشَّاهِدِين

Ibrahim berkata: "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya: dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu". (QS. Al-Anbiya: 56)

  1. Menciptakan kebiasaan perbuatan baik

وَ جَعَلْنَاهُمْ أَئمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَ أَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيرَاتِ وَ إِقَامَ الصَّلَوةِ وَ إِيتَاءَ الزَّكَوةِ  وَ كاَنُواْ لَنَا عَبِدِين

“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah” (QS. Al-Anbiya: 73)

Dalam ayat ini, kata "penyembah" digunakan untuk Ibrahim, Ishak, dan Ya’qub. Kata-kata yang digunakan dalam Alquran menunjukkan bahwa kebiasaan itu tercipta karena pengulangan dalam perbuatan. (HRY)

 

Kunci-kunci: Alquran  ، pendidikan ، Ibrahim ، Kebiasaan
captcha