Keserakahan adalah salah satu sifat moral negatif yang disebutkan dalam Alquran dan merupakan penghalang besar bagi kemakmuran suatu masyarakat.
Keserakahan adalah sifat yang memaksa seseorang untuk mengumpulkan lebih dari kebutuhannya, dan itu adalah salah satu sifat yang merusak dan menyesatkan moral. Orang serakah adalah orang yang memiliki penyakit yang tidak dapat dipuaskan tidak peduli berapa banyak air yang diminumnya.
Dalam surat Al-Humazah ayat 1 sampai 3 orang-orang ini dikecam dan dicerca oleh Allah dan mengisyaratkan sifat tercela ini.
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ* الَّذِى جَمَعَ مَالًا وَ عَدَّدَهُ* يَحْسَبُ انَّ مَالَهُ اخْلَدَه
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya”.
Jika kita ingin mendefinisikan keserakahan dalam satu kalimat, itu adalah: Orang serakah selalu berada dalam masalah dan penderitaannya abadi.
Kehidupan orang-orang serakah penuh dengan rasa sakit dan penderitaan karena mereka tidak pernah puas bahkan jika seluruh planet adalah milik mereka. Mereka selalu berusaha mengumpulkan uang, tetapi mereka tidak pernah bisa menikmati uang itu. Dan karena dunia ini tidak abadi dan kasusnya ditutup dengan kematiannya, semua barang yang telah dikumpulkan itu akan menjadi milik ahli warisnya dan dia tidak akan membawa apa pun selain kafan.
Ali bin Abi Thalib (as) mengatakan, “Keserakahan adalah penyebab penderitaan abadi”.
Allah telah memperkenalkan nabi sebagai orang yang tamak dalam membimbing manusia. Artinya, hal itu menunjukkan bahwa untuk membimbing dan memperbaiki diri dan urusan sosial, seseorang harus serakah dan tidak puas dengan hal yang sedikit.
Dalam surah At-Taubah ayat 128, Allah swt telah berfirman:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيم
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (HRY)