IQNA

Metode Pendidikan Para Nabi; Ibrahim (as) 11

Analogi Cahaya dan Kegelapan untuk Menunjukkan Hakikat

11:05 - July 05, 2023
Berita ID: 3478601
TEHERAN (IQNA) - Sejak seseorang lahir, dia selalu berusaha membandingkan benda atau orang; mainan mana yang lebih baik? gaun yang mana, dan lain-lain... Analogi pendidikan merupakan salah satu cara yang menyebabkan pertumbuhan mental dan intelektual seseorang, selain itu juga memiliki hasil yang nyata dan gemilang.

Manusia tidak semuanya memiliki kondisi mental dan psikologis yang sama. Hal-hal yang menyiksa sebagian orang, membawa kebahagiaan bagi yang lain. Oleh karena itu, metode pendidikan setiap orang berbeda-beda sesuai dengan suasana hatinya. Di antara metode pendidikan manusia yang digunakan oleh Nabi Ibrahim (as) adalah analogi dan perbandingan.

Dengan membandingkan secara benar perilaku dalam pikiran siswanya, pengajar manusia dapat menciptakan pola bahwa siswa secara otomatis akan memilih jalan yang benar. Dengan membandingkan perilaku dan mengetahui kelemahan dan kelebihannya, seseorang dapat menciptakan kepercayaan diri selain harga diri, yang akan meningkatkan status sosialnya dengan beberapa langkah.

Imam Ali as menyebutkan perbandingan perilaku dalam Nahj al-Balagha dan berkata:

شَتَّانَ مَا بَيْنَ عَمَلَيْنِ عَمَلٍ تَذْهَبُ لَذَّتُهُ وَ تَبْقَى تَبِعَتُهُ وَ عَمَلٍ تَذْهَبُ مَئُونَتُهُ وَ يَبْقَى أَجْرُهُ

“Alangkah bedanya dua jenis perbuatan: Perbuatan yang kesenangannya berlalu tetapi akibat (buruk)nya tertinggal, dan perbuatan yang kesusahannya berlalu tetapi ganjarannya tertinggal.” (Nahjul Balaghah, hikmah 121).

Ibrahim (as) menggunakan metode ini dalam menghadapi para musyrik, sementara dia mencoba untuk menjauhkan mereka dari perbuatan buruk mereka. Dia menghancurkan struktur mental para penyembah berhala dengan membandingkan berhala yang tidak memiliki keistimewaan dengan Tuhan yang ibadahnya membawa keselamatan manusia:

قَالَ هَلْ يَسْمَعُونَكمُ إِذْ تَدْعُونَ اوْ يَنفَعُونَكُمْ أَوْ يَضُرُّون

Berkata Ibrahim: "Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa)mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)?, atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudharat?" (QS. Asy-Syu’ara: 72-73)

قَالَ أَ فَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكُمْ شَيًا وَ لَا يَضرُكُم

Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?" (QS. Al-Anbiya: 66)

Ayatullah Makarem Shirazi menulis dalam penjelasan ayat ini: Berhala-berhala ini yang tidak memiliki kekuatan untuk berbicara, tidak memiliki kecerdasan dan pemahaman, tidak dapat membela diri, juga tidak dapat memanggil para hamba untuk mendukung mereka, apa yang telah mereka lakukan? Dan apa gunanya?! Menyembah sesembahan adalah karena kelayakannya untuk disembah, yang tidak berlaku pada berhala mati, atau karena mengharapkan manfaat yang akan diperoleh darinya, atau takut bahayanya, tetapi saya (Ibrahim) dengan menghancurkan berhala-berhala, menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki sedikit pun uap (untung atau rugi).

Dengan menyadarkan mereka akan kekurangan manfaat dari berhala, Ibrahim memulai sisi kedua dari perbandingan dan dalam kata-katanya selanjutnya, dia membuat mereka mengerti bahwa menyembah Allah swt (tidak seperti menyembah berhala) penuh dengan manfaat dan keuntungan:

قَالَ أَ فَرَءَيْتُم مَّا كُنتُمْ تَعْبُدُونَ أَنتُمْ وَ ءَابَاؤُكُمُ الْأَقْدَمُونَ فَإِنهُّمْ عَدُوٌّ لىِّ إِلَّا رَبَّ الْعَالَمِينَ الَّذِى خَلَقَنىِ فَهُوَ يهْدِينِ وَ الَّذِى هُوَ يُطْعِمُنىِ وَ يَسْقِينِ وَ إِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ وَ الَّذِى يُمِيتُنىِ ثُمَّ يحْيِينِ وَ الَّذِى أَطْمَعُ أَن يَغْفِرَ لىِ خَطِيَتىِ يَوْمَ الدِّين

Ibrahim berkata: "Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu?, karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan Semesta Alam, (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat". (QS. Asy-Syu’ara: 75-82)

Setelah perbandingan ini, tidak ada lagi alasan untuk penyembahan berhala, itu sangat meyakinkan dan rasional sehingga tidak ada yang dapat menyangkalnya. Namun sayangnya, mereka yang memiliki penyakit di dalam hatinya dan tidak mencari kebenaran tidak akan kembali dari perbuatannya. (HRY)

captcha