Selalu memperhatikan asal, cara dan tujuan dalam mengerjakan suatu tugas mempercepat proses kerja. Mengetahui bahwa Anda sekarang berada pada langkah pertama dalam melakukan sesuatu akan membantu Anda untuk tidak kehilangan motivasi. Misalnya, Anda akan melihat di masa mendatang; karena saya mulai dari nol dan telah mampu mencapai tahap ini, maka saya dapat melalui langkah-langkah ini dan mencapai kesempurnaan yang lebih tinggi!
Selain memperhatikan asal, penting juga untuk memperhatikan tujuan. Bahwa Anda tahu di mana Anda akan mencapai setelah banyak kerja keras dan di puncak mana Anda berdiri? Yang lebih penting dari keduanya adalah metode untuk mencapai tujuan. Wajar jika tidak ada yang bisa dilakukan tanpa gerakan dan setiap gerakan membutuhkan metode. Anda tahu Anda tidak bisa menyeberang jalan yang penuh dengan mobil. Karena ada kemungkinan kecelakaan dan Anda mungkin terluka. Kemudian Anda menggunakan metode lain dan menyeberangi jembatan penyeberangan.
Mengapa banyak orang sepanjang sejarah tidak dapat maju dan berkembang bergantung pada metode mereka. Menggunakan jalan yang benar dan metode yang aman tidak hanya tidak menunda seseorang, tetapi detik demi detik menempatkan seseorang di depan orang lain.
Salah satu metode dan alat yang memandu orang ke tujuan mereka dengan cara terbaik adalah Alquran. Amirul Mukminin, Imam Ali as berkata:
وَ مَا جَالَسَ هَذَا الْقُرْآنَ أَحَدٌ إِلَّا قَامَ عَنْهُ بِزِيَادَةٍ أَوْ نُقْصَانٍ، زِيَادَةٍ فِي هُدًى أَوْ نُقْصَانٍ مِنْ عَمًى
Tidak seorang pun yang duduk bersama Alquran, kecuali bertambah atau berkurang, menambah petunjuknya, dan mengurangi kebutaan dan kesesatan. (Khotbah 176)
Dengan kalimat ini, Imam Ali as mengakui pengaruh persahabatan dengan Alquran pada seseorang dan menyebutkan dua ciri-cirinya: 1. Berkurangnya kesesatan 2. Bertambahnya hidayah.
Mengingat Alquran mengetahui semua kondisi manusia, jadi tidak menyesatkan seseorang dan merupakan jalan kemajuan yang paling dapat diandalkan. Tapi Alquran tersebut harus dibaca dan dipraktekkan dengan tafsir yang benar; ini berarti tafsir Ahlulbait yang disampaikan oleh Ahlulbait (as) kepada kita.
Sehubungan dengan itu, kami akan mengakhiri artikel ini dengan mengacu pada sebuah riwayat. Imam Shadiq (as) berkata:
إنَّ اللهَ عَلَّمَ رسوله الحرام والحلال والتأويل فَعَلّمَ رسول الله عَلياً ذلك كله
Sesungguhnya Allah mengajarkan Nabi-Nya pengetahuan tentang yang haram dan halal, dan takwil dan Rasulullah (saw) mengajarkan kesemuanya kepada Ali (as).
Maka, sebagaimana Allah mengajarkan ilmu-ilmu Alquran kepada Nabi dan Nabi meneruskannya kepada Imam Ali as. Untuk menggunakan sumber pertumbuhan dan kemajuan ini, kita harus mengacu pada keduanya yang memiliki pengetahuan di tangan mereka. (HRY)