IQNA

Metode Pendidikan Para Nabi; Musa (as)/ 17

Metode Tanya Jawab dalam Kisah Nabi Musa dalam Alquran

14:58 - August 07, 2023
Berita ID: 3478742
TEHERAN (IQNA) - Nabi Musa (as) sebagai salah satu nabi yang memiliki kedudukan tinggi dan Ulul Azmi, menggunakan metode tanya jawab untuk mendidik berbagai masyarakat, yang tercermin dalam Alquran.

Di antara metode edukasi yang banyak digunakan para sesepuh agama adalah metode tanya jawab dari audiens. Metode bertanya kepada audiens dan menjawab secara internal (hati nurani) dalam pendidikan sangat efektif dan terutama untuk orang-orang yang bodoh dan keras kepala.

Dalam metode ini; untuk menciptakan motivasi yang diperlukan bagi pelajar untuk menerima materi, pertama-tama kita membuatnya sadar akan ketidaktahuannya sendiri dan kemudian kita mulai memberikan informasi. Bentuk dan gaya bertanya merupakan salah satu bentuk yang digunakan Alquran secara berulang-ulang, dan tentu saja bentuk bertanyanya berbeda-beda. Ketika hal seperti itu dihadapkan pada sifat manusia, manusia tidak punya pilihan selain memberikan jawaban yang positif.

Nabi Musa (as), yang merupakan salah satu nabi yang memiliki kedudukan tinggi dan Ulil Azmi, menggunakan metode ini, yang tercermin dalam ayat-ayat Alquran. Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan dan jawaban yang tersimpan dalam konsep pendidikan:

  1. Firaun awalnya ingin memenjarakan Musa (as) karena dia percaya pada Allah swt, Musa dalam hal ini menjawab:

قالَ أَ وَ لَوْ جِئْتُکَ بِشَیْءٍ مُبِینٍ

Musa berkata: "Dan apakah (kamu akan melakukan itu) kendatipun aku tunjukkan kepadamu sesuatu (keterangan) yang nyata?" (QS. Asy-Syu’ara: 30)

Jika saya juga mengatakan kebenaran yang jelas dan ekspresi pencerahan dan membawa mukjizat dan sebuah tanda untuk misi dan kebenaran seruan saya (di mana Anda akan menyadari kebenaran saya dan kebohongan Anda) Anda masih akan menyangkal risalah saya dan lempar saya ke penjara? Firaun juga, ketika melihat kebenaran, dia menuduh Nabi Musa (as).

  1. Fa qul hal laka ilā an tazakkā

فَقُلْ هَلْ لَکَ إِلى أَنْ تَزَکّى

Dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)".QS. An-Naziat: 18)

Di sini, maksud Nabi Musa (as) adalah: Apakah Anda berniat untuk meninggalkan kemusyrikan dan penindasan dan bersaksi tentang keesaan Tuhan?

Ayat ini mengandung maksud bagi kita bahwa dalam menyeru dan mendidik orang, kita harus menggunakan kata-kata yang dapat diterima dan disukai semua orang (sejatinya, dengan menyeru pada kesucian dan menghindari kekotoran, kita membuat mereka mau menerima).

Tetapi sekali lagi, kita melihat bahwa Firaun tidak bereaksi terhadap semua kebaikan dan cinta ini, dan logika serta ekspresi indah ini kecuali penyangkalan dan pemberontakan! Dia menyangkal klaim Nabi Musa (as), dan tidak menaati Tuhan!

  1. Dalam contoh yang disebutkan terakhir, setelah Musa menyelamatkan Bani Israel dari Firaun, Bani Israel meminta Musa untuk menunjuk sesembahan bagi mereka seperti sesembahan orang kafir.

Nabi mengajukan pertanyaan ini sebagai tanggapan terhadap mereka:

قالَ أَ غَیْرَ اللهِ أَبْغیکُمْ إِلهاً وَ هُوَ فَضَّلَکُمْ عَلَى الْعالَمینَ

Musa menjawab: “Patutkah aku mencari Tuhan untuk kamu yang selain dari pada Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat.” (QS. Al-A’raf: 140)

Sejatinya, Nabi Musa berusaha untuk membangkitkan hati nurani hadirin dalam semua pertanyaan yang dia ajukan ini. (HRY)

 

captcha