IQNA

Haji dalam Islam/ 1

Kriteria Perjalanan Haji

11:47 - October 09, 2023
Berita ID: 3479040
TEHERAN (IQNA) - Dalam perjalanan haji, tersembunyi hal-hal penting seperti; ibadah, hijrah, politik, perwalian, kepolosan, persaudaraan, kekuasaan, dan lain-lain.

Imam Ridha as mengatakan: Dalam haji, ilmu-ilmu Ahlulbait as, diajarkan dan disebarkan ke seluruh dunia.

Dalam haji, manusia adalah tamu Allah. Itu ditempatkan di titik pertama bumi;

والأرض بعد ذلك دحاها

“Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.” (QS. An-Naziat: 30)

Rumah Allah swt bersama orang-orang, untuk mengenang Ibrahim (as) dan Muhammad (saw), mengikrarkan kesetiaan kepada Tuhan di atas Hajar Aswad, dan mengingat bahwa salat berjamaah yang pertama kali dilakukan oleh tiga orang - Muhammad (saw), Khadijah (sa), dan Ali (as) - berubah menjadi salat jutaan orang.

Selama haji, seseorang berpikir tentang Tuhan dan hari kiamat dengan ketenangan pikiran dan dalam keadaan aman. Berjalan dengan tawaf, berdiri dan tenang dalam salat, memandang Ka'bah masing-masing mempunyai efek.

Rumah Allah adalah tempat yang tidak boleh dimasuki oleh orang musyrik yang najis.

Orang yang tidak kompeten tidak mempunyai hak untuk mengurusnya.

Bukan milik siapa pun, semua orang di sana sama dan seolah-olah mereka telah datang ke rumahnya sehingga mereka dapat salat empat rakaat dan seolah-olah mereka bukan musafir.

Ya! Seorang musafir dapat menunaikan salatnya dengan tamam atau sempurna di empat pusat:

Pusat Ketuhanan, "Makkah"

Pusat Nubuwwah, "Haram Nabi (saw)"

Pusat Wilayah, "Masjid Kufah"

Pusat Syahadah, "Haram Imam Husein (as)"

Di empat pusat ini, semua orang adalah saling mengenal dan termasuk orang dalam, tidak perlu ada salat yang diqashar atau diringkas. Pusat-pusat ini adalah rumah semua orang. Mereka dapat melakukan salatnya dengan tamam. Di sana, kiblat kita akurat dan nyata.

Ratusan nabi telah salat di sana.

Di sana, satu salat yang diterima menyebabkan pengkabulan semua salat dalam kehidupan.

Menurut Alquran, Makkah adalah tempat di mana siapa pun yang memiliki niat buruk terhadapnya akan dihukum dengan hukuman ilahi yang pedih.

Ibrahim dan Ismail, as, membersihkannya dari polusi atas perintah Tuhan.

Di sana merupakan manifestasi tawalli (taat) dan bara’ah (pelepasan diri dari kaum musyrik), bahkan batu di sana pun berbeda dengan tempat lain. Kita mencium sebuah batu, “Batu Ka’bah” dan mengelilinginya, namun kita melempar kerikil ke batu yang lain.

Ya, yang satu adalah "batu wilayah (ketaatan)" dan yang lainnya adalah "batu bara’ah".

Masjidil Haram; masjid yang mempunyai penghormatan khusus (karena ada ka’bah di dalamnya). Insinyurnya adalah Tuhan, arsiteknya adalah Ibrahim, as, pengrajinnya adalah Ismail (as), pemecah berhalanya adalah Ali (as), Imamnya adalah Muhammad (saw), makmumnya adalah Khadijah (sa), muazinnya adalah Bilal, dan airnya adalah Zamzam.

Di sebelahnya ada Safa, tempat peredaran manusia, tempat pemakaman para Nabi (as), mi’raj Rasulullah saw, dan tempat taubat bagi orang-orang berdosa!

Untuk masuk ke sana, kita mandi empat kali:

Satu untuk mengenakan Ihram dari luar daerah

yang lain untuk memasuki zona aman

Ketiga kalinya memasuki Makkah

Yang keempat memasuki Masjidil Haram

Ya Allah, di manakah kita sehingga harus membasuh diri sebanyak empat kali dan untuk apa semua ciri tersebut?

Makkah bukanlah “geografis”, melainkan “sejarah”. Ini bukan "bumi", ini adalah "waktu".

Pintu masuknya tidak tertutup dan terbatas, bisa dimasuki dari segala arah, jadi kami punya beberapa miqat.

* Diambil dari buku "Haji" yang ditulis oleh Ayatullah Mohsen Qaraati (HRY)

Kunci-kunci: Ibadah Islam ، Haji Tamattu’
captcha