Penandatanganan Mou Industri Halal antara Indonesia dan Korea Selatan
Menurut Iqna, Kementerian Pertanian Korea Selatan mengumumkan bahwa Federasi Muslim Korea yang berbasis di Seoul dan Perusahaan Referensi Halal Korea telah menandatangani perjanjian dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) di Jakarta.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, perusahaan pertanian dan pangan Korea dapat melakukan ekspor ke negara tersebut tanpa memerlukan sertifikat tersendiri dari Badan Sertifikasi Halal Indonesia setelah mendapat sertifikat halal di Korea Selatan.
Perusahaan Korea telah menaruh perhatian pada pasar makanan halal Indonesia. Indonesia berencana mewajibkan sertifikasi halal untuk semua jenis makanan impor, kecuali produk pertanian, mulai Oktober tahun depan.
Di sisi lain, nota kesepahaman kerja sama di bidang halal ditandatangani pada pertemuan informal menteri agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) ke-20.
Kementerian Agama Brunei mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa pertemuan di Singapura menjadi saksi penandatanganan nota kesepahaman antara negara-negara anggota MABIMS. MOU ini mencakup pertukaran informasi dan pengetahuan dalam penerbitan sertifikat halal, serta pertukaran hasil penelitian dan kajian syariah, aspek ilmiah dan teknis halal.
Kementerian Luar Negeri Brunei menyatakan kesepakatan ini menunjukkan kuatnya pemahaman dan ikatan negara-negara MABIMS dalam pengembangan industri halal.
Pertemuan ini juga menyaksikan penerbitan buku tentang penafsiran ilmiah Alquran, bersama-sama oleh anggota MABIMS, yang diterbitkan di bawah pengawasan cendekiawan Muslim Brunei.
Menurut Kementerian Agama Brunei, buku ini mengungkapkan kekuasaan, keindahan dan keagungan Allah swt dari sudut pandang Alquran dengan pendekatan tafsir ilmiah. (HRY)
