Menurut Iqna, Hossein Esmaili; peneliti dan penerjemah Alquran baru-baru ini mencoba memberikan terjemahan baru Alquran dalam bahasa Inggris.
Berikut ini disajikan kata pengantar karya beserta beberapa bagian teks buku tersebut;
Mengingat semakin meningkatnya perkembangan industri komunikasi dan perkembangan pertukaran informasi ilmu pengetahuan dan budaya; keajaiban Alquran memainkan peranan penting dalam kebudayaan masyarakat manusia. Untuk pengetahuan dan pengaruh Alquran di masyarakat dunia, perlu dilakukan langkah-langkah yang lebih tinggi dan efektif dalam melanjutkan penerjemahan Alquran ke berbagai bahasa.
Menurut pembagian jenis terjemahan menjadi terjemahan ilmiah, terjemahan sastra, terjemahan artistik, dan lain-lain, kita melihat banyak terjemahan tentang Alquran dan teks suci yang setiap penerjemah mempunyai kesan tersendiri terhadap terjemahan aslinya, baik dalam bentuk terjemahan Arab maupun bahasa lain, sehingga sampai saat ini belum dilakukan penerjemahan yang tepat untuk semua bidang Alquran.
Terlepas dari sinonim dan kontras makna dalam ayat-ayat dan kata-kata Alquran; ada semacam kesatuan dan simetri di antara keduanya yang memberikan pemahaman yang benar terhadap konsep-konsep dalam Alquran, metode penerjemahan komparatif tauhidi memungkinkan untuk menerjemahkan konsep-konsep Alquran dari bahasa wahyu ke bahasa lain dengan tetap menjaga struktur bahasa yang berasal dari Tuhan, dan menyamakan kata dan kalimat dengan cara tertentu, dimana lebih mendekati makna teks setiap ayat dari segi susunan kata dan maknanya.
Terjemahan komparatif Tauhidi disusun berdasarkan dua metode, yaitu Tauhid dan komparatif.
Metode tauhidi: Berlandaskan pada opini tauhid, yaitu opini yang sama dengan para nabi, dan mengikuti kriteria linguistik tauhid. Linguistik monoteistik dengan mengandalkan metode dalam sistem fonetik dan mengenal metode pembacaan frasa yang sama dapat mengidentifikasi kata-kata yang mempunyai akar kata yang sama di antara bahasa-bahasa yang berbeda.
Sejatinya, linguistik tauhid menganggap frasa yang memiliki bentuk dan bacaan yang sama sebagai kata tunggal yang memiliki makna yang sama. Kata-kata telah berubah seiring waktu karena perbedaan dialek, tetapi secara keseluruhan hubungan semantik antar kata adalah sama. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa bahasa itu satu dan yang kita kenal sebagai bahasa yang berbeda hanyalah dialek saja.
Metode komparatif: Metode ini dikembangkan dengan menggunakan unsur-unsur linguistik komparatif dan linguistik konfrontatif berdasarkan simetri, kontras dan perbandingan. Dalam metode ini, penerjemah terlebih dahulu mengacu pada terjemahan asli Alquran untuk mencari padanannya dan membandingkan padanan yang diperoleh satu sama lain, Kemudian, hasil yang diperoleh dari penafsiran otentik yang membuktikan teks Alquran, perkataan dan perbuatan Nabi Suci dan para Imam Maksum (as) dan leksikon Alquran diterapkan. Terakhir, menurut analisis dan komposisi ayat-ayatnya; kata-kata yang paling dekat kosakata dan maknanya dengan makna keseluruhan setiap ayat dipilih dan diganti.
Untuk mencapai tujuan tersebut pada tahun 2016, dengan bantuan dan bimbingan Dr. Parviz Salmani, Direktur Riset dan Komunikasi Ilmiah Yayasan Ensiklopedia Islam (saat itu), ditemukanlah metode terjemahan perbandingan Alquran.
Pada tahun 2017, atas bantuan dan bimbingan Dr. Muhammad Ali Al-Hussaini, seorang ahli bahasa dan penulis buku Linguistik Monoteistik dalam Bahasa Arab, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Farsi oleh Dr. Seed Hossein Seyedi, dan baru-baru ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Dr. Alireza Khavari, judulnya ditingkatkan menjadi “Metode Penerjemahan Perbandingan Tauhid” dan pada tahun 1400 HS, atas bantuan dan kerjasama Dr. Yasser Takfalah, salah satu anggota Fakultas Teologi Universitas Allamah Thabathabai, disusunlah metode penyusunannya. Perlu diketahui bahwa bantuan dan bimbingan dari orang-orang tercinta ini terus berlanjut. (HRY)