Menurut Iqna, mengutip Al-Youm7, tahun 2023 telah menyaksikan penodaan berturut-turut terhadap Masjid Al-Aqsa oleh kelompok dan organisasi yang dikenal sebagai Kuil.
Kelompok-kelompok ini mendapat dukungan tak terbatas dari otoritas Zionis pendudukan, terutama pada pemerintahan sayap kanan yang berkuasa.
Oleh karena itu, pada tahun 2023, dengan berlanjutnya serangan pemukim terhadap Masjid Al-Aqsa, lebih dari 50.000 orang telah menyerbu Masjid Al-Aqsa, yang merupakan jumlah tertinggi sejak tahun 1967 dan setelah tahun 2022.
Pada tahun 2022, jumlah pemukim yang menyerbu Masjid Al-Aqsa diumumkan lebih dari 52 ribu orang.
Oktober tahun lalu terjadi jumlah serangan tertinggi terhadap Masjid Al-Aqsa. Pada hari ini, lebih dari 8.000 pemukim menyerbu halaman suci Masjid Al-Aqsa untuk melaksanakan acara keagamaan mereka.
Dalam hal ini, pengawas Al-Azhar untuk memerangi ekstremisme menekankan bahwa Masjid Al-Aqsa dan seluruh halamannya adalah hak yang hanya diperuntukkan bagi umat Islam, menekankan penolakan tegas terhadap proyek Zionis yang bertujuan untuk membagi Masjid Al-Aqsa atau memaksakan realitas baru padanya.
Pengawas Al-Azhar juga mengecam dan mengutuk tindakan Zionis dalam genosida dan pengungsian masyarakat Jalur Gaza.
Lembaga ini juga meminta negara-negara Islam mengambil sikap tegas terkait hal ini. (HRY)