Menurut Iqna, mengutip Sada el-Balad, 29 Januari adalah peringatan 26 tahun wafatnya Syekh Shaban Sayyad. Karena keahliannya dalam mengaji, ia menjadi terkenal di kalangan qari Mesir.
Biografi
Syekh Al Shaban Abdul Aziz Al Sayyad lahir pada tanggal 20 September 1940 di desa Sarawah, distrik Ashmoun provinsi Manofiya, dan meninggal pada tanggal 29 Januari 1998.
Semasa kecil, ia bersekolah di madrasah Alquran dan berhasil menghafal Alquran pada usia tujuh tahun, sejak remaja mentilawah Alquran di Mesir dan dunia Islam di hadapan Syekh Mustafa Ismail, salah satu tokoh penghafal Alquran terbesar dalam sejarah kontemporer dan belajar banyak seni. Kemudian ia masuk Fakultas Ushuluddin di Al-Azhar, dan pada tahun 1975, saat bulan suci Ramadhan, ia berkeliling ke berbagai negara dan mengaji di negara-negara tersebut. Ia juga ditunjuk sebagai qari Masjid Sharani di Kairo dan biasa mentilawah Alquran selama bertahun-tahun di masjid ini.
Ciri-ciri tilawah
Pada usia tujuh tahun, Syekh Shaban Sayyad berhasil menghafal seluruh Alquran, dan pada usia dua belas tahun, reputasinya meningkat di kampung halamannya dan ia diundang untuk mentilawah Alquran di berbagai pertemuan.
Gaya tilawahnya awalnya dipengaruhi oleh Syekh Mustafa Ismail, namun kemudian ia menemukan gayanya sendiri. Pembacaannya atas ayat: “A fa lā yatadabbarụnal-qur`ān, walau kāna min 'indi gairillāhi lawajadụ fīhikhtilāfang kaṡīrā/ Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS. An-Nisa: 82) merupakan tilawah yang paling terkenal dari ayat yang mulia ini.
Pendidikan Syekh Shaban Sayyad di Universitas Al-Azhar membuatnya sangat menonjol dalam menguasai ilmu-ilmu tilawah. (HRY)