Mehdi Shakibai, pakar isu-isu Asia Barat, dalam wawancara dengan IQNA tentang pentingnya surat Pemimpin Tertinggi kepada mahasiswa Amerika yang mendukung Palestina pada momen bersejarah ini, mengatakan: Surat ini sejalan dengan surat-surat yang diterbitkan Pemimpin Tertinggi pada tahun 2015 ditujukan kepada pemuda Barat dan masa itu mencapai pendengaran dan pandangan mereka.
Ia menekankan bahwa surat-surat tersebut memiliki dimensi, tujuan, dan konsekuensi yang berbeda. “Gerakan yang kini dibentuk oleh mahasiswa Amerika dan Eropa ini fokus pada isu Palestina dan genosida terbuka terhadap rezim Zionis,” lanjutnya.
Shakibai berkata: “Masalah Palestina merupakan salah satu masalah terpenting kita baik sebelum kemenangan Revolusi Islam maupun setelah kemenangan revolusi yang ditindaklanjuti oleh Imam (qs). Sejak awal gerakan Islam pada tanggal 15 Khordad 1342 HS, Imam (qs) mengambil posisi kuat melawan rezim Zionis dan mendukung Palestina. Dalam sistem pemikiran Imam mengenai masalah Palestina, tujuan terpentingnya adalah mendirikan negara bersejarah di tanah bersejarah Palestina.”
Realisasi Kebijakan Imam di dunia
Pakar isu-isu Asia Barat ini mengatakan: Hampir 45 tahun telah berlalu sejak kemenangan Revolusi Islam, dan waktu yang sama telah berlalu sejak penamaan Hari Quds, dan berdasarkan apa yang terjadi di berbagai belahan dunia, terlepas dari apa yang sedang terjadi di negara-negara Islam, di ibu kota negara-negara Eropa seperti London, Paris, Roma dan negara-negara lainnya, kebijakan Imam telah menjadi kenyataan dan dapat dikatakan bahwa apa yang dimaksudkan Imam (qs) untuk menyadarkan umat Islam dunia terhadap isu Palestina atau mengubah isu Palestina menjadi isu penting dunia telah terjadi.
“Oleh karena itu, tampaknya surat Pemimpin Tertinggi harus dilihat dari sudut pandang ini. Bahkan, surat Pemimpin Tertinggi tersebut melengkapi kebijakan Imam (qs) mengenai masalah Palestina. Faktanya, korespondensi yang dimulai satu dekade lalu ini merupakan konfirmasi atas rencana Imam Khomeini dan juga merupakan tanda untuk mengupayakan dan memandu proses menuju pembentukan negara Palestina di tanah bersejarah Palestina,” ungkapnya.
Menunjuk pada bagian dari surat Yang Mulia yang menyatakan bahwa "Anda sekarang berdiri di sisi kanan sejarah", Shakibai menambahkan: "Sisi kanan sejarah dalam situasi saat ini di Palestina adalah bahwa kebenaran datang kepada pihak yang berhak."
Pakar isu-isu Asia Barat menyatakan setelah delapan bulan operasi badai Al-Aqsa, literatur ini telah berubah di Eropa dan mereka menggunakan kata genosida untuk Israel alih-alih membela diri, yang merupakan peristiwa besar, dan disinilah Pemimpin Tertinggi Revolusi datang melalui surat ini dan mengarahkan permasalahan ini agar gerakan yang terbentuk di Amerika dan Eropa ini bergerak menuju titik pokok, yaitu terwujudnya hak-hak bangsa Palestina dan berdirinya negara bersejarah Palestina di tanah bersejarah mereka sendiri.
Pemimpin dan Imam (qs) adalah siswa ajaran Alquran
Seorang pakar isu Asia Barat menyatakan bahwa pemimpin tertinggi dan Imam sama-sama merupakan murid ajaran Alquran. Menurut pendapat saya, dalam surat ini, mereka mengingatkan generasi muda Amerika dan Eropa bahwa acara yang Anda buat dan gerakan yang Anda lakukan ini, adalah apa yang diumumkan Alquran beberapa tahun yang lalu. Sejatinya, mereka memperhatikan pada isu atensi terhadap Alquran, sebagaimana mereka menyebutkan masalah ini dalam beberapa surat yang mereka kirimkan kepada pemuda Barat pada tahun 2015.
“Di Barat, diupayakan sangat keras untuk tidak mempedulikan Alquran dan memperhatikan kata-kata seperti Jihad, pengorbanan diri, dan kesyahidan di dunia, dan mereka terus-menerus mencari sensor dan boikot sedemikian rupa sehingga mereka bahkan memutarbalikkan Alquran dalam banyak kasus,” lanjutnya. (HRY)