Menurut Iqna, bab ke dua puluh dua dari seratus bab kitab Misbah al-Syariah membahas tentang tata cara haji dan ziarah di rumah Allah. Imam Shadiq (as) telah menyatakan adab mistik dan spiritual haji dalam bab ini. Mengingat pada waktu itu, para jemaah haji sedang menyelesaikan aktivitasnya di tanah Mina dan sedang dalam perjalanan menuju Makkah, maka kami menerbitkan kembali sebagian bab ini mengenai rahasia kembalinya jemaah haji ke Makkah.
Dalam bagian dari hadis Imam Shadiq (as) ini disebutkan:
«وَ ادْخُلْ فِی أَمَانِ اللَّهِ تَعَالَى وَ کَنَفِهِ وَ سَتْرِهِ وَ حِفْظِهِ وَ کِلَائِهِ مِنْ مُتَابَعَهِ مُرَادِکَ بِدُخُولِ الْحَرَمِ»
Sekarang setelah Anda ingin kembali ke Makkah setelah melakukan amalan tersebut dan memasuki tempat suci dan rumah Allah, niatkan bahwa tanah ini adalah tanah keselamatan Tuhan; oleh karena itu, saya harus memasukkan diri saya ke dalam keamanan Ilahi. Saya ingin melibatkan diri dalam perlindungan, penutupan dan penjagaan Tuhan. Saat Anda masuk ke rumah Allah, milikilah niat tersebut.
«وَ زُرِ الْبَیْتَ مُتَحَفِّفاً لِتَعْظِیمِ صَاحِبِهِ وَ مَعْرِفَتِهِ وَ جَلَالِهِ وَ سُلْطَانِهِ»
Ketika hendak mengelilingi rumah Allah, niatkanlah, Bila kalian ingin Thawaf di rumah Allah dan berziarah, maka niatkanlah, ya Allah, saya tidak mengelilingi pintu dan tembok ini saja; saya mencari pemilik rumah ini; saya ingin mengetahui keagungan dan kerajaan-Nya. Pertimbangkan hal-hal ini.
«وَ اسْتَلِمِ الْحَجَرَ رِضًى بِقِسْمَتِهِ وَ خُضُوعاً لِعَظَمَتِهِ»
Ketika engkau mampu menyentuh Hajar Aswad, katakanlah: Ya Allah, aku ridha dengan apa yang telah Engkau karuniai kepadaku dalam takdir dan kekuasaan-Mu, atau dengan apa yang telah Engkau bagikan kepadaku dari rezeki-Mu. Ya Allah, aku tunduk dan rendah di hadapan keagungan-Mu.
«وَ دَعْ مَا سِوَاهُ بِطَوَافِ الْوَدَاعِ»
Thawaf Wida adalah thawaf sunnah terakhir yang dilakukan oleh seorang jemaah haji. Selama Thawaf Wida’, Anda harus mengucapkan selamat tinggal kepada selain Tuhan. Niat dalam wida’ adalah, Ya Allah, aku melakukan Thawaf ini bersama-Mu; artinya aku mengucapkan selamat tinggal kepada selain-Mu dan hanya Engkau yang akan menjadi harapanku.
«وَ صَفِّ رُوحَکَ وَ سِرَّکَ لِلِقَاءِ اللَّهِ تَعَالَى یَوْمَ تَلْقَاهُ بِوُقُوفِکَ عَلَى الصَّفَا»
Ketika kamu selesai dari Rumah Allah dan ingin pergi ke Sa'i di Shafa dan Marwah, kamu menjejakkan kaki di Gunung Safa, hendaknya pandanganmu adalah pandangan ilmu dan spiritualitas; artinya, katakanlah: Ya Allah, aku datang ke Gunung Shafa untuk menemui-Mu dengan kepala, jiwa, dan batinku. Ya Allah, aku telah mempersiapkan diriku untuk hal yang begitu besar.
«وَ کُنْ ذَا مُرُوَّهٍ مِنَ اللَّهِ بِفِنَاءِ أَوْصَافِکَ عِنْدَ الْمَرْوَهِ»
Ketika Anda pergi ke gunung Marwah, saat kakimu mencapai gunung tersebut, Anda harus menjadi Marwah, yaitu kekesatriaan dan meleburkan diri Anda dengan kejantanan dan kesatriaan. Tanggalkan sifat-sifat temperamental Anda. Ini adalah maskulinitas dan kejantanan.
«وَ اسْتَقِمْ عَلَى شُرُوطِ حَجِّکَ وَ وَفَاءِ عَهْدِکَ الَّذِی عَاهَدْتَ بِهِ مَعَ رَبِّکَ وَ أَوْجَبْتَهُ إِلَی یَوْمَ الْقِیَامَهِ»
Setelah menyelesaikan amalanmu, katakanlah: Ya Allah, saya menunaikan haji seperti itu dengan adab dan syarat yang disebutkan. Ketika kamu ingin pulang ke tanah airmu, katakanlah: Ya Allah, aku akan tetap menempuh jalan dan jalan ini dengan ketekunan dan kesetiaan pada perjanjian dan kesetiaan yang aku [buat] dengan-Mu sampai hari kiamat.
«وَ اعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ یَفْتَرِضِ الْحَجَّ وَ لَمْ یَخُصَّهُ مِنْ جَمِیعِ الطَّاعَاتِ إلّا بِالْإِضَافَهِ إِلَى نَفْسِهِ»
Wahai orang yang berniat pergi ke rumah Allah, di antara segala kewajiban dan ibadah yang diwajibkan Allah bagi umat Islam, hanya kewajiban haji saja yang Dia nisbatkan kepada diri-Nya; dan dikatakan dalam Alquran:
«وَ لِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَیْتِ مَنِ اسْتَطاعَ إِلَیْهِ سَبِیلًا»
Dalam ayat ini maksud kata Lillahi yakni haji ini harus dilakukan karena Allah. Adapun Dia katakan (Lillah) berarti sejatinya Dia menisbatkan haji ke Rumah Allah kepada diri-Nya sendiri. Jadi kita harus menemukan-Nya dalam haji. Sebagaimana dinyatakan dalam Alquran, haji kita haruslah haji yang mistik dan Ilahi. Semoga dari penjelasan rahasia yang disampaikan Imam Shadiq ini, kita dapat menunaikan ibadah haji secara utuh dan benar serta memiliki dampak makrifah. Ya Allah! Sukseskan kami dalam haji seperti itu dan dengan adat istiadat dan rahasia seperti itu. (HRY)