Menurut Iqna mengutip Al-Quds al-Arabi, majalah Amerika The Nation menerbitkan laporan bahwa hijab perempuan Muslim di seluruh Amerika Serikat tidak dihormati oleh polisi Amerika.
Laporan ini menyatakan, Mahasiswa Ohio State University meluncurkan kampanye yang meminta universitas tersebut berhenti berinvestasi di perusahaan yang mendukung rezim Israel.
Sementara itu, polisi menangkap Samia Hammadmad, salah satu mahasiswa universitas tersebut, meskipun ia tidak hadir pada pertemuan para pengunjuk rasa, dan membawanya ke Penjara Franklin County, di mana ia digeledah dan diminta melepas hijabnya.
Laporan tersebut menambahkan, meskipun dia berulang kali meminta untuk mengembalikan hijab, permintaannya diabaikan dan dia tidak diperbolehkan menutup kepalanya selama 12 jam.
“Saya tahu sistem kami rusak, tapi saya tidak menyadarinya sampai saya mencobanya,” katanya sambil menggunakan kemejanya untuk menutupi kepalanya.
Bagian lain dari laporan ini menyatakan, Hammadmad bukanlah satu-satunya yang kebebasan beragamanya dilanggar. Beberapa kasus penyerangan terhadap perempuan berkerudung oleh polisi Amerika saat berpartisipasi dalam demonstrasi pro-Palestina telah tercatat. Seluruh pelanggaran terjadi di universitas-universitas termasuk Arizona State University, Columbia, DePaul dan Ohio State University.
Majalah The Nation menambahkan, meningkatnya insiden terhadap perempuan Muslim yang berpartisipasi dalam demonstrasi pro-Palestina menunjukkan kelemahan sistem kriminal Amerika. Jilbab adalah simbol agama dan perempuan menggunakannya untuk menutupi tubuh mereka. Merampas hak perempuan Muslim merupakan penghinaan bagi mereka. (HRY)