
“Ada kebutuhan mendesak akan akses bantuan yang berkelanjutan dan proporsional, agar dapat memberikan bantuan yang menyelamatkan nyawa di Gaza,” kata juru bicara UNRWA, Louise Wateridge, pada hari Senin.
Dia menambahkan bahwa tim bantuan UNRWA di Gaza menghadapi “kesulitan besar” untuk menerima persetujuan Israel untuk masuk dan mengirimkan bantuan.
Pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza harus dilakukan dengan cara yang menjamin “keselamatan tim bantuan dan pada saat yang sama juga keselamatan bantuan,” katanya.
Dia juga mempertanyakan tentang manfaat kehadiran dokter dan perawat di Gaza ketika obat-obatan tidak tersedia karena pembatasan ketat yang dilakukan Israel.
Israel telah membunuh sedikitnya 37.900 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan wanita, dan melukai lebih dari 87.000 orang di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Serangan brutal ini mendapat dukungan militer dan politik tanpa syarat dari sekutu Barat rezim Israel, tidak terkecuali Amerika Serikat dan Perancis. (ARN)
Sumber: arrahmahnews.com