Hujjatul Islam Alireza Qabadi, seorang sosiolog dan pakar agama, menerbitkan catatan bertema "ziarah Imam Husein (as)" bertepatan dengan bulan Muharram, dimana bagian ketiga dijelaskan di bawah ini.
Untuk menganalisis teks ziarah Asyura dan menentukan demarkasi dalam ziarah ini, maka perlu ditentukan terlebih dahulu kandungan penjelasan atau tema pokok teks ziarah tersebut. Jika dikaji tema-tema ziarah Asyura terlihat bahwa lima ranah utama ziarah ini adalah sebagai berikut:
Salam: Awal kata dan salah satu rukun ziarah Asyura adalah Salam, dan di bawah ranah ini ditempatkan ekspresi pengabdian, pernyataan kasih sayang, ekspresi kesetiaan dan komitmen, serta segala macam iringan dan keselarasan.
Musibah agung: Mengakui betapa besarnya musibah Abu Abdillah (as) yang menimpa atas kita dan penduduk bumi dan penghuni langit adalah salah satu keistimewaan ziarah ini, yang dibacakan dalam ziarah Abu Abdillah al-Husein (as).
Tawalli terhadap musuh Imam Husein (as): Tawalli ini merupakan salah satu rukun ziarah, yang dilambangkan dengan kata “La’ana” pada tingkat tertingginya. Bentuk menjauhkan dan mempertahankan batas-batas serta menghadapi musuh-musuh intelektual dan budaya adalah salah satu elemen terpenting dalam menggambarkan dan membatasi batas-batas dengan musuh-musuh Imam yang tertindas dan mencakup komponen-komponen yang diungkapkan dengan “ghair/lainnya” dalam ucapan ini. Untuk lebih memahami bagian teks ziarah ini, perlu diketahui dan dipahami metateksnya, yaitu ciri-ciri pemikiran dan tindakan musuh-musuh Imam Husein (as).
Doa: Salah satu tema dan komponen khusus ziarah Asyura adalah doa, yang isinya juga sesuai dengan suasana wacana ziarah tersebut yang berkisar menuntut darah Abu Abdillah (as) dan ilmu tentangnya dan meminta kehidupan dan kematian yang bermartabat di bawah panji imamah putra Imam Husein (as) dan berlepas diri dari musuh-musuhnya.
Pujian dan Sanjungan: Pujian adalah salah satu tema dan komponen ziarah Asyura lainnya, yang menunjukkan semacam keridhaan terhadap qadha Ilahi dan harapan akan masa depan cerah dalam sistem Tuhan yang terbaik.
Dengan melihat ranah yang tertera, kita dapat memahami secara singkat dualitas dan ghairiyyah/keselainan teks ziarah Asyura. Dalam ucapan selanjutnya, contoh-contoh ghairiyyah/keselainan dan dualitas pada masing-masing ranah tersebut, serta identitas penting dan penonjolan teks ziarah Asyura, dianalisis dan diungkapkan secara terpisah. (HRY)