IQNA

Peneliti Alquran Irak:

Pendekatan Estetika-Psikologis Doa dalam Alquran

17:33 - September 01, 2024
Berita ID: 3480687
IQNA - Pengulangan kata Rabb dalam ayat-ayat Alquran berarti mengharapkan rahmat Allah swt dan menyatakan ketaatan kepada-Nya, karena dalam nama mulia ini terdapat ciri-ciri yang tidak dapat dilihat pada nama-nama Ilahi lainnya saat berdoa.

Menurut Iqna, situs yayasan Alquran yang berafiliasi dengan makam Abbasi dalam artikel yang ditulis oleh Hussein Fazil Al-Halo berjudul “Pendekatan estetika-psikologis doa dalam Alquran” membahas doa dalam Alquran.

Artikel ini menyatakan:

Mungkin yang belum diperhatikan oleh sebagian besar peneliti di bidang sejarah kemunculan sastra dan seni adalah doa sebagai salah satu jenis sastra. Doa selalu menjadi prioritas dan merupakan salah satu hal pertama yang dibicarakan seseorang.

Jika kita mempelajari Alquran dari segi struktur dan urutan surahnya, kita akan melihat bahwa doa mendapat tempat khusus pada surah pertama Alquran, surah Al-Fatihah, dan jika kita memperhatikan isyarat-isyarat historis yang di dalamnya, kita akan menemukan bahwa itu mencatat pandangan yang murni dan itu adalah bahwa setelah Nabi Adam (as) dan istrinya memakan buah dari pohon terlarang dan keburukan mereka terungkap, Adam (as) adalah orang pertama yang berbicara kepada Allah melalui doa. Keduanya berdoa kepada Allah dengan kalimat berikut:

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al-A’raf: 23)

Di sini kami dapat memberikan beberapa poin tentang efek psikologis dari penggunaan doa dan juga beberapa estetika artistik doa dalam Alquran, misalnya kata "Rabb".

Bertolak bahwa kata Rabb memuat segala nama-nama perbuatan suci Allah dan karena segala perbuatan Allah swt berasal dari rencana-Nya, maka Rabb adalah manifestasi rahmat, ciptaan, kekuasaan, perencanaan dan hikmah Allah swt.

Namun menurut sebagian ulama, semua kasus tersebut menunjukkan bahwa di dalam Alquran tidak ada doa dari hamba tanpa nama Rabb. 

Allah swt telah berfirman:

 رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.” (QS. Al-Baqarah: 286)

Ada beberapa poin retoris dalam ayat mulia dan dalam doa Alquran ini. Ayat ini merupakan ayat terakhir surah Al-Baqarah; surah yang memuat kaidah dan hukum syariat. Poin-poin retoris ini bisa disebut sebagai akhir yang baik dari bab ini. Oleh karena itu, bila surah penuh berkah ini diakhiri dengan doa, berarti kedudukannya agung.

Pengulangan kata Rabb dalam ayat-ayat Alquran berarti mengharapkan rahmat Allah swt dan menyatakan ketaatan kepada-Nya, karena dalam nama mulia ini terdapat ciri-ciri yang tidak dapat dilihat pada nama-nama Ilahi lainnya saat berdoa. Begitu juga dikethaui bersama bahwa bentuk jamak dari kata doa mempunyai arti persatuan, dan didalamnya terdapat makna melawan perpecahan dan perbedaan.

Pengulangan kata Rabb memiliki dimensi dan efek psikologis serta mengungkapkan semangat pemohon. Oleh karena itu, ketika hamba dalam keadaan meminta dan membutuhkan, tanpa sadar ia mengulangi kata-kata doa dan pujian. Sebagaimana firman Allah, mengutip Nabi Ibrahim dan Ismail (as):

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ*رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ

Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang berserah diri kepada-Mu.” (QS. Al-Baqarah: 127-128)

رویکرد زیبایی‌شناختی – روان‌شناختی دعا در قرآن کریم

Dalam doa Alquran lain yang diucapkan Nabi Ibrahim (as), kata "Rabb" diulang sebanyak 7 kali. Nabi Ibrahim (as) mengatakan dalam ayat Alquran ini:

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ*رَبَّنَا اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ...

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan sebagian anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan orang-orang mukmin pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat).” (QS. Ibrahim: 40-41)

رویکرد زیبایی‌شناختی – روان‌شناختی دعا در قرآن کریم

Pengulangan kata “Rabb” pada ayat ini menunjukkan terputusnya hubungan Rasulullah dengan selainnya dan perhatian penuh kepada Allah swt. Karena dalam nama-nama Allah yang lain, perhatian dan rahmat Allah tidak lebih lengkap dan bermanfaat dari nama Rabb. (HRY)

 

4233816

Kunci-kunci: Peneliti Alquran ، irak ، Pendekatan ، doa ، dalam Alquran
captcha