Target yang dikonfirmasi meliputi:
Pangkalan Udara Tel Nof (salah satu pangkalan AU strategis Israel)
Pusat pengumpulan intelijen
Fasilitas logistik militer utama
Fasilitas-fasilitas ini tersebar di bagian utara, tengah, dan selatan wilayah pendudukan. Hingga kini, otoritas Israel tidak mengumumkan serangan ini secara publik, diduga karena diberlakukannya sensor militer yang ketat.
Militer Israel Bungkam, Tapi Kerusakan Terbukti Nyata
Saat dimintai tanggapan oleh The Telegraph, militer Israel (IOF) menolak berkomentar tentang tingkat intersepsi rudal atau kerusakan pada pangkalan mereka. Namun, seorang juru bicara hanya menyatakan bahwa “semua unit terkait tetap beroperasi secara fungsional” — tanpa menyangkal serangan yang terjadi.
Penemuan ini menambah daftar 36 serangan rudal Iran lainnya yang berhasil menembus sistem pertahanan Israel, menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur sipil dan industri.
Rapuhnya Iron Dome, Taktik Gabungan: Cara Iran Menembus Sistem Pertahanan Musuh
Meski Israel memiliki sistem pertahanan berlapis — seperti Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow, ditambah dukungan langsung dari sistem THAAD AS dan kapal perang di Laut Merah — data menunjukkan bahwa sekitar 16% rudal Iran berhasil menembus pertahanan pada hari ketujuh perang.
Pejabat Iran mengungkap bahwa keberhasilan ini bukanlah kebetulan. Republik Islam menggunakan taktik gelombang ganda, mengombinasikan rudal balistik cepat dengan drone bunuh diri yang lebih lambat, guna membingungkan radar dan membagi fokus sistem pertahanan Israel.
“Tujuan utama meluncurkan drone bunuh diri ke arah Israel adalah untuk membuat sistem pertahanan mereka sibuk. Banyak yang memang berhasil dicegat, tapi mereka tetap menciptakan kebingungan dan membuka celah,” ujar seorang pejabat Iran kepada The Telegraph.
Jurnalis Israel Akui Pangkalan Militer Jadi Target
Salah satu jurnalis senior Israel, Raviv Drucker dari Channel 13, secara terbuka menyatakan:
“Ada banyak rudal Iran yang menghantam pangkalan IDF (IOF) dan situs strategis lainnya yang hingga hari ini belum diumumkan… Ini menciptakan kondisi di mana masyarakat tidak menyadari betapa presisi dan dahsyatnya serangan Iran itu.”
Pernyataan ini menunjukkan adanya pengakuan diam-diam dari dalam Israel sendiri atas efektivitas operasi Iran.
Iran: Hanya 25–30 Persen Kapasitas Rudal yang Digunakan
Meskipun Israel mengklaim telah menghancurkan 200 peluncur rudal Iran, para pejabat Republik Islam menyatakan bahwa hanya sekitar 25–30% dari kapasitas rudal yang digunakan dalam perang 12 hari itu.
Mayjen Ali Fazli, Wakil Panglima IRGC, menyatakan dalam wawancara di TV nasional:
“Kami bahkan belum membuka satu pun dari kota-kota rudal bawah tanah kami. Jalur produksi kami aktif sepenuhnya. Kesiapan tempur, koordinasi operasional, dan moral pasukan kami berada di titik tertinggi dalam 47 tahun sejarah Revolusi Islam.”
Hal ini menandakan bahwa Iran masih menyimpan kekuatan rudal besar yang belum digunakan, dan sepenuhnya siap untuk kampanye militer lanjutan jika diperlukan.
Titik Balik Strategis di Kawasan
Meski berlangsung singkat, perang 12 hari tersebut mengungkap pergeseran besar dalam keseimbangan kekuatan di kawasan:
Sistem pertahanan udara Israel yang selama ini dianggap nyaris tak tertembus, ternyata memiliki kerapuhan nyata
Iran berhasil menyerang fasilitas militer bernilai tinggi di jantung wilayah musuh
Bahkan dengan dukungan militer penuh dari AS, Israel tidak mampu membendung kekuatan rudal Iran secara total
Data dari Israel sendiri menyebut bahwa Iran memulai perang dengan sekitar 2.000–2.500 rudal balistik, dan kini bergerak menuju produksi massal dengan target 8.000 hingga 20.000 rudal dalam beberapa tahun ke depan.
Sementara Israel berusaha meredam dampak serangan dan membungkam informasi, media dan pejabat Iran justru dengan terbuka merilis rekaman rudal-rudal yang menembus langit Israel, disertai lagu-lagu revolusioner dan pesan-pesan perlawanan.
Kartun yang mengejek Iron Dome pun ramai beredar, memperkuat pesan bahwa perlawanan tidak hanya bertahan, tetapi menang secara strategis.
Laporan The Telegraph—berdasarkan data independen dan analisis akademik dari AS—menunjukkan bahwa Iran tidak hanya menyerang dengan presisi, tetapi melakukannya dengan strategi yang terukur dan cadangan kekuatan yang masih besar.
Perang ini menandai pecahnya mitos ketahanan total Israel dan kebangkitan kapasitas strategis Republik Islam yang kini tak bisa lagi diabaikan oleh musuh-musuhnya. (HRY)
Sumber: arrahmahnews.com