Menurut Iqna, bertepatan dengan Pekan Persatuan 12 -17 Rabiul Awwal, diadakan acara seminar Internasional Muslimah dengan tema “Peran Pendidikan Perempuan dalam Memperkuat Persatuan dan Perlawanan” dari kelanjutan program Persatuan ke-38 dan di penghujung, peserta perempuan dari Indonesia, Aljazair, Amerika, dan Lebanon, Palestina, Suriah, Irak, Perancis, Bahrain, Meksiko, Peru, Pakistan, Afghanistan, Malaysia, Turki, Brazil dan India mengeluarkan pernyataan sebagai berikut:
1- Konferensi Persatuan Islam dan Konferensi Perempuan diadakan ketika Gaza masih dibombardir oleh rezim penjagal Zionis.
2- Kami para muslimah dari seluruh dunia dengan kebangsaan, bahasa dan agama yang berbeda-beda, menekankan perlunya persatuan umat Islam dan upaya untuk mencapai Umat Islam yang bersatu, dan kami yakin jika kita tetap bertekad pada kesatuan kata dan menghindari perbedaan dan tidak jatuh ke dalam perangkap konspirasi yang memecah belah, jalan Perlawanan dapat membawa pada kemenangan akhir.
3- Kami para Muslimah, bersama dengan upaya saudara-saudara kami di Hamas dan Jihad Islam, menghormati perlawanan yang tak tertandingi dari para perempuan Palestina dan kami sangat percaya bahwa singa-singa di medan perjuangan melawan rezim pendudukan Yerusalem dibesarkan di pangkuan para ibu dan anak-anak, yang tidak tunduk di hadapan kekerasan dan pelecehan serta mengambil pelajaran tentang martabat. Dan mereka telah mengajari anak-anak mereka untuk berdiri dan dengan murah hati mengabdikan hidup mereka demi tujuan suci ini.
4- Kini, ketika dunia menyaksikan perlawanan yang tak terkalahkan dari bangsa Palestina yang tertindas, peran perempuan yang gigih berdampingan dengan laki-laki dan anak-anak melawan kejahatan perang paling brutal sungguh patut dipuji.
5- Kami tidak akan melupakan kenangan akan gadis-gadis merdeka yang tidak melupakan penindasan terhadap bangsa Palestina dari berbagai negara di dunia Timur dan Barat dan berteriak dengan berani mengutuk kejahatan geng kriminal yang berkuasa di wilayah-wilayah pendudukan; mereka yang walaupun tidak mempunyai kesempatan untuk memeluk agama Islam, namun menurut fitrahnya mengikuti perintah Islam ini, dimana Imam Ali bin Abi Thalib (as) berkata: “Jadilah musuh bagi penindas dan penolong bagi yang tertindas”.
Di akhir, para peserta mengucapkan terima kasih kepada Majma Jahani Taqrib Mazahib Islam yang telah menyelenggarakan seminar internasional ini. (HRY)