Menurut Iqna mengutip Al-Akhbar, Hashem Safieddine yang merupakan mahasiswa berprestasi hauzah ilmiah Qom menjadi ketua dewan eksekutif Hizbullah pada tahun 1998 setelah Sayyid Hassan Nasralluh diangkat sebagai sekretaris jenderal Hizbullah. Dalam struktur politik Dewan Eksekutif Hizbullah, ia bertanggung jawab atas hal-hal seperti Yayasan Shahid, badan amal, dan media Hizbullah seperti Al-Manar dan Al-Akhbar.
Himpunan Keluarga Safiuddin
Selain aktivitas yang berhubungan langsung dengan Hizbullah, Sayyid Hashem Safieddine telah bekerja sebagai CEO sebuah asosiasi nirlaba bernama "Rabitah al-Safieddin fi Jami’i al-Manatiq al-Lubnaniyyah" (Himpunan Keluarga Safieddine di Lebanon) sejak tahun 2016. Anggota perkumpulan ini adalah seluruh anggota keluarga Safieddine, yang tujuannya adalah berusaha memenuhi kebutuhan, mempererat tali silaturahmi antar anggota keluarga, memberikan bantuan keuangan kepada anggota keluarga miskin, dan memberikan bantuan keuangan untuk pendidikannya.
Sejak 2008, Safieddine masuk dalam daftar sanksi Amerika Serikat.
Setelah perang 33 hari di Lebanon dan pada tahun 2008, ia menjadi penerus syahid Mujahid Sayyid Hasan Nasrullah dan sejak saat itu menjadi anggota dewan penasehat - pilar tertinggi Hizbullah
Dia juga masuk Dewan Jihad dan memiliki hubungan baik dengan departemen militer Hizbullah.
Syahid Sayyid Hashem Safieddine, selain hubungan keluarga dengan Sayyid Hasan Nasrullah (sepupu mendiang Sekretaris Jenderal Hizbullah), memiliki hubungan politik yang kuat dengan Republik Islam Iran. Belajar di hauzah Qom dan berhubungan dengan keluarga Mujahid Iran, sekaligus berkomunikasi dengan penasihat militer Republik Islam Iran, merupakan hasil koordinasi yang kuat dengan Teheran.
Hashem Safieddine, yang digadang-gadang sebagai penerus Sayyid Hasan Nasrullah, menjadi syahid dalam serangan rezim Zionis di pinggiran Beirut tiga minggu lalu, dan jenazahnya baru-baru ini ditemukan dari reruntuhan.
Apa yang diberitakan di media Israel pada tahun-tahun ini, dia memiliki posisi yang lebih radikal daripada Nasrullah dalam konflik dengan Israel, dan Tel Aviv akan menghadapi hari-hari pahit dengan kesyahidannya. (HRY)