IQNA

Pemimpin Tertinggi Revolusi Menjelaskan Pelajaran dan Ibrah dari Insiden Suriah:

Masalah Suriah; Produk Ruang Komando Gabungan Amerika Serikat dan rezim Zionis

5:23 - December 13, 2024
Berita ID: 3481228
IQNA - Dalam pertemuan dengan ribuan orang dari berbagai lapisan masyarakat, pemimpin tertinggi revolusi dengan menjelaskan berbagai lapisan peristiwa di Suriah dan mengungkapkan pelajaran dan ibrah dari kasus-kasus di Suriah menekankan insiden-insiden ini adalah hasil dari rencana Amerika-Zionis dan tingkat perlawanan, dengan bantuan dan kekuatan Ilahi, akan mencakup seluruh kawasan dengan menemukan lebih banyak kekuatan dan motivasi dalam menghadapi tekanan dan kejahatan.

Menurut Iqna, mengutip informasi dari Kantor Pemimpin Tertinggi, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam pada Rabu pagi, 11 Desember, dalam pertemuan dengan ribuan orang dari berbagai kalangan, dengan “menjelaskan berbagai lapisan peristiwa di Suriah, menguraikan logika kehadiran Iran di negara ini, menjelaskan tren masa depan perkembangan di wilayah tersebut dan mengungkapkan pelajaran dan ibrah dari kasus-kasus Suriah”, menekankan: Insiden-insiden ini adalah hasil dari rencana Amerika-Zionis dan tingkat perlawanan, dengan bantuan dan kekuatan Ilahi, akan mencakup seluruh kawasan dengan menemukan lebih banyak kekuatan dan motivasi dalam menghadapi tekanan dan kejahatan.

Ayatullah Khamenei, mengacu pada peran nyata pemerintah tetangga Suriah dalam peristiwa di negara ini, mengatakan: “Meskipun demikian, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa para konspirator, komplotan dan ruang komando utama adalah Amerika dan rezim Zionis.

Beliau menyebut perilaku Zionis dan Amerika terhadap kejadian-kejadian baru-baru ini di Suriah sebagai salah satu buktinya. “Jika mereka bukan dalang kejadian di Suriah, mengapa mereka tidak tinggal diam, tidak seperti negara-negara lain, dan dengan membom ratusan pusat infrastruktur, bandara, pusat penelitian, pusat pelatihan ilmiah dan wilayah lain di Suriah, mereka secara praktis ikut campur dalam kejadian terkini,” imbuhnya.

Merujuk pada pengumuman resmi Amerika Serikat untuk menyerang 75 titik di Suriah pada hari pertama atau kedua peristiwa tersebut, Pemimpin Revolusi mengatakan, selain menargetkan ratusan titik, rezim Zionis menduduki tanah Suriah dan membawa tank mereka ke dekat Damaskus, dan Amerika, yang menunjukkan sensitivitas besar dalam insiden perbatasan yang jauh lebih kecil di negara lain, tidak hanya tidak melakukan protes, tetapi juga membantu. Bukankah fakta-fakta ini menunjukkan kesertaanya dalam peristiwa di Suriah?

Ayatullah Khamenei, menjelaskan salah satu bukti keterlibatan AS dan rezim Zionis dalam urusan Suriah, mengatakan: Pada hari-hari terakhir, sejumlah bantuan dan fasilitas seharusnya dikirim kepada masyarakat di wilayah Suriah – khususnya Zainabiyah - tetapi rezim Zionis memblokir semua jalur darat dan pesawat. Rezim Amerika dan Zionis tidak mengizinkan bantuan tersebut disalurkan melalui udara dengan penerbangan ekstensif. Jika mereka bukan pemilik kasus ini dan tidak berperang melawan Suriah dengan berada di belakang kelompok teroris atau bersenjata, mengapa mereka berhenti membantu rakyat Suriah?

Pemimpin Revolusi menyebut tujuan para penjajah yang berusaha merebut tanah Suriah dari utara dan selatan berbeda dan menambahkan: Sementara itu, Amerika berusaha memperkuat pijakannya, namun waktu akan menunjukkan bahwa tidak satupun dari mereka akan mencapai tujuan mereka dan tidak diragukan lagi wilayah yang direbut Suriah akan dibebaskan oleh para pemuda Suriah yang bersemangat.

Dalam menjelaskan proses perkembangan di masa depan di wilayah tersebut, beliau menekankan bahwa Amerika akan diusir dari wilayah tersebut atas karunia Tuhan. “Agen-agen arogan berpikir bahwa front perlawanan telah melemah setelah jatuhnya pemerintah Suriah, yang mendukung perlawanan, tapi mereka salah besar. Karena mereka tidak memiliki pemahaman yang benar tentang perlawanan dan front perlawanan,” ujar Rahbar.

Ayatullah Khamenei menyebut perlawanan bukanlah sebuah perangkat keras yang dapat dipatahkan dan diruntuhkan, namun sebuah keyakinan, pemikiran, maktab keyakinan dan keputusan hati dan menambahkan: “Oleh karena itu, perlawanan menjadi lebih kuat dengan adanya tekanan, dan motivasi masyarakat serta elemen-elemennya akan semakin kuat dan cakupannya akan lebih luas ketika mereka melihat kejahatan”.

Dia menyebut penguatan Hizbullah, Hamas, Jihad Islam dan kekuatan Palestina lainnya di bawah tekanan selama 14 bulan terakhir sebagai tanda fakta ini dan menambahkan: “Tekanan musibah dan kehilangan Sayyid Hasan Nasrullah sangat berat, namun kekuatan dan pukulan Hizbullah sangat lebih kuat dan begitu pula musuh ketika melihat fakta ini, mereka mencari gencatan senjata.

Mengingat kejahatan rezim pembunuh di Gaza yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kesyahidan orang-orang terkemuka seperti Yahya Sinwar, pemimpin revolusi mengatakan: “Musuh mengira bahwa rakyat Gaza akan bangkit melawan Hamas di bawah pemboman, namun ternyata sebaliknya, masyarakat lebih mendukung Hamas, Jihad Islam, dan kelompok Mujahid Palestina lainnya dibandingkan sebelumnya”.

Ayatullah Khamenei menekankan bahwa penyebaran perlawanan di semua wilayah akan menjadi akibat yang pasti dari tekanan dan kejahatan musuh, dan menambahkan para analis yang bodoh dan kurang informasi yang menganggap peristiwa-peristiwa ini melemahkan Iran harus memahami bahwa Iran adalah negara yang kuat dan berjaya dan akan menjadi lebih kuat.

Beliau menyebut perlawanan sebagai suatu kenyataan yang berakar pada iman dan keyakinan bangsa-bangsa dan menambahkan perlawanan dalam arti melawan Amerika dan negara-negara dominator lainnya, serta melawan ketergantungan dan perbudakan Amerika, adalah keyakinan yang sangat penting bagi bangsa-bangsa, dan keyakinan ini dalam beberapa bulan terakhir menyebabkan negara-negara di kawasan ini dan negara-negara di dunia dengan penuh semangat mendukung Palestina dan mengungkapkan kebencian mereka terhadap Zionis.

Mengacu pada berlalunya lebih dari 75 tahun sejak perampasan Palestina, Ayatullah Khamenei berkata: “Masalah ini seharusnya sudah lama dilupakan, namun saat ini bangsa Palestina dan negara-negara di kawasan ini membela masalah Palestina, sepuluh kali lebih banyak dibandingkan saat tanah ini dirampas dan kepercayaan umum negara-negara terhadap perlawanan telah semakin mengobarkan api ini.”

Menurut beliau keberpihakan pada rezim Zionis sebagai garis merah suatu negara. “Zionis dan antek-anteknya harus mengetahuinya; menurut sunnah Ilahi, kejahatan tidak membawa kemenangan, dan saat ini sunnah Ilahi dan pengalaman sejarah ini terulang kembali di Gaza dan Tepi Barat Sungai Yordan dan Lebanon,” imbuhnya.

Mengacu pada kehadiran Iran di Suriah pada tahun-tahun sebelumnya, Pemimpin Revolusi mengatakan: Satu hal yang sebagian besar generasi muda tidak sadari adalah bahwa sebelum bantuan kami kepada pemerintah Suriah, yaitu, pada tahap kritis pertahanan suci dan dalam situasi di mana semua orang mendukung Saddam dan menentang kami, pemerintah Suriah memberikan bantuan penting kepada Iran dan dengan tegas memblokir jalur pipa minyak dari Irak ke Mediterania dan merampas pendapatan Saddam.

Beliau menyebut alasan lain atas kehadiran pemuda Iran dan beberapa komandan Iran di Suriah dan Irak untuk melawan hasutan ISIS dan menambahkan: “ISIS adalah bom ketidakamanan dan mereka berusaha membuat Suriah dan Irak tidak aman dan kemudian berada di Iran dan membuat negara kita tidak aman adalah tujuan utama dan akhir”.

Ayatullah Khamenei menyebut pencegahan penyebaran ketidakamanan di Iran sebagai alasan penting bagi tekad Republik Islam untuk memerangi ISIS dan mengingatkan para pejabat kami segera menyadari bahwa jika ISIS tidak dihentikan, ketidakamanan akan menyebar ke seluruh Iran, sebagaimana contoh tragedi teroris mereka terlihat oleh orang-orang dalam insiden Majelis, haram Shah Cheragh dan Kerman.

Merujuk pada perkataan Amirul Mukminin bahwa musuh tidak boleh dibiarkan pulang karena suatu bangsa yang melawan musuh di rumahnya sendiri akan dipermalukan, Pemimpin Revolusi tersebut mengatakan: “Atas dasar inilah maka pasukan kami dan Jenderal Syahid Soleimani serta rekan-rekannya pergi ke Irak dan Suriah. Dan dengan mengorganisir dan mempersenjatai pemuda di negara-negara tersebut, mereka melawan ISIS dan mematahkan punggungnya.

Merujuk pada tujuan ISIS untuk menghancurkan tempat-tempat suci di Karbala, Najaf, Kadzimain, dan Damaskus, serupa dengan tindakan mereka dalam menghancurkan kubah haram suci di Samarra, beliau berkata: “Sebaliknya permusuhan mereka dengan tempat-tempat suci, jelas bahwa kaum muda yang beriman, bersemangat dan pecinta Ahlulbait mereka tidak membiarkan konflik dan bersikap acuh tak acuh.

Ayatullah Khamenei menyebut kehadiran militer Republik Islam di Suriah dan Irak sebagai kehadiran “advisor”, yang berarti mendirikan pangkalan-pangkalan pusat, menentukan strategi dan taktik, berada di medan perang pada saat dibutuhkan, dan yang paling penting, memobilisasi pemuda di wilayah tersebut. “Kehadiran kami di Suriah dan Irak tidak berarti mengirimkan tentara dan divisi IRGC untuk berperang, menggantikan tentara mereka; karena kinerja ini tidak logis dan tidak diterima opini publik,” tambah Rahbar.

Pemimpin Revolusi, mengacu pada banyaknya permintaan dari generasi muda dan keinginan anggota Basij untuk dikirim ke Suriah pada saat itu, mengatakan kehadiran utama pasukan kami di wilayah tersebut adalah untuk memberikan nasihat dan, dalam kasus yang jarang terjadi dan diperlukan, sebagian besar berupa pasukan sukarelawan dan pasukan Basiji.

Beliau memuji pelatihan, pengorganisasian, dan mempersenjatai kelompok yang terdiri dari beberapa ribu pemuda Suriah untuk melawan ISIS oleh Syahid Soleimani sebagai salah satu tindakan luar biasa dari jenderal tersebut, dan menyesali pembubaran kelompok tersebut berdasarkan keputusan otoritas militer Suriah setelah beberapa tahun, dan mengatakan setelah redamnya ISIS, sebagian besar pasukan kami kembali dari Suriah.

Ayatullah Khamenei menekankan bahwa perang utama seharusnya dilakukan oleh tentara Suriah dan menambahkan, selain tentara, pasukan Basij dari negara lain memiliki kemungkinan berperang, tetapi jika tentara menunjukkan kelemahan dan ketidakpedulian, maka pasukan Basij tidak bisa berbuat apa-apa, yang sayangnya terjadi di Suriah.

“Tentu saja, kita perlu hadir kapan saja, dengan dukungan dan persetujuan pemerintah di sana, seperti di Irak dan Suriah, kami hadir atas permintaan pemerintah mereka, dan jika mereka tidak mengajukan permintaan, jalannya tertutup dan tidak bisa membantu,” tambah beliau.

Ayatullah Khamenei berkata: “Situasi dan penderitaan Suriah saat ini adalah akibat dari lemah dan berkurangnya semangat perlawanan dan pendirian yang ditunjukkan oleh tentara Suriah.

Membandingkan kelemahan tentara Suriah dengan semangat tinggi para pejabat senior angkatan bersenjata Iran dan desakan mereka untuk mendapatkan izin berada di lapangan dan membantu perlawanan, Pemimpin Revolusi mengatakan: “Saat ini, bangsa Iran bangga dengan tentara dan korpsnya. Tentu saja, selama periode Taghut, tentara sangat lemah sehingga tidak tahan terhadap invasi asing, dan pada perang kedua, musuh maju ke Teheran dan menguasainya.”

Ayatullah Khamenei, dengan menyampaikan beberapa poin mengenai kejadian di Suriah dan front perlawanan, berkata: “Setiap orang harus mengetahui bahwa situasi tidak akan tetap seperti ini dimana sebuah kelompok datang ke Damaskus dan menyerang rumah-rumah penduduk dan rezim Zionis maju dengan pemboman, meriam dan tank”.

Pemimpin Revolusi Islam menekankan: “Para pemuda Suriah yang bersemangat pasti akan berdiri dan bangkit mengatasi situasi ini dan bahkan memberikan korban, seperti yang mampu dilakukan oleh para pemuda Irak yang bersemangat setelah pendudukannya oleh Amerika, dengan bantuan dan organisasi dan perintah dari syahid tercinta kita mampu mengusir musuh dari rumah dan jalan-jalan. Tentu saja, pekerjaan di Suriah ini mungkin memakan waktu lama, namun hasilnya pasti.

Dalam menjelaskan pelajaran dan ibrah dari insiden Suriah untuk para pejabat dan anggota negara, Pemimpin Tertinggi Revolusi mengatakan: “Pelajaran pertama adalah jangan mengabaikan musuh. Di Suriah, musuh bertindak cepat, namun mereka seharusnya sudah memperkirakan dan mencegahnya sejak dini, karena badan intelijen kami telah mengirimkan laporan peringatan kepada pihak berwenang Suriah beberapa bulan lalu”.

“Seseorang tidak boleh mengabaikan musuh dan meremehkannya atau memercayai senyumnya; karena terkadang dia berbicara dengan senyuman dan nada yang menyenangkan, namun dengan belati di punggungnya, dia menunggu kesempatan untuk menyerang,” ucap Pemimpin Tertinggi Revolusi.

Beliau menyebut kemenangan dan kekalahan serta naik turunnya pribadi dan bangsa sebagai realitas kehidupan. Rahbar berkata: “Penting agar tidak sombong ketika berada di puncak, karena kesombongan mendatangkan kebodohan, dan dia tidak menjadi pasif dan putus asa dalam kekalahan, seperti halnya front perlawanan tidak menjadi bangga atas kemenangan dan menjadi pasif ketika menghadapi kegagalan.

Ayatullah Khamenei menambahkan dalam 46 tahun setelah revolusi, kita telah melalui peristiwa-peristiwa besar dan sulit, seperti ketika pesawat Saddam mengebom bandara Teheran dan menimbulkan ketakutan di hati masyarakat, namun dalam menghadapi semua peristiwa yang beragam dan pahit, Republik Islam tidak pasif bahkan untuk sesaat pun.

Menurut Pemimpin Revolusi bahaya pasif lebih besar daripada insiden itu sendiri. “Seorang mukmin tidak boleh pasif dan merasa bahwa dia tidak mampu melakukan apa pun dan harus menyerah. Sebagaimana dalam kemenangan, Alquran menganjurkan untuk bersyukur dan memaafkan kekurangan serta menjauhi kesombongan. Oleh karena itu, dalam kemajuan dan kesuksesan, kesombongan adalah racun, dan dalam kekurangan serta masalah, kepasifan adalah racun, dan kita harus berhati-hati terhadap keduanya,” ucap Pemimpin Tertinggi Revolusi.

Merujuk pada beberapa orang yang tugasnya mengosongkan hati orang dan menakut-nakuti mereka, beliau berkata berapa orang melakukan ini di luar negeri dan dengan media berbahasa Persia. Jika seseorang berbicara dalam analisis atau ekspresinya sedemikian rupa sehingga berarti mengosongkan hati orang, itu adalah kejahatan dan harus ditangani.

Di akhir pidatonya, Ayatullah Khamenei menyerukan rakyat Iran untuk siap bekerja. “Dengan rahmat Allah swt, akar Zionisme dan unsur-unsur jahat Barat akan tercabut di wilayah ini,” pungkasnya. (HRY)

 

4253554

captcha