“Setelah lebih dari 100 hari penghancuran menyeluruh dan genosida yang dilakukan oleh tentara musuh di Jalur Gaza utara, Mujahidin kami masih menimbulkan kerugian besar dan memberikan pukulan keras yang telah menewaskan lebih dari 10 orang dan melukai puluhan lainnya dalam 72 jam terakhir,” katanya.
Juru bicara militer tersebut lebih lanjut menekankan bahwa “jumlah korban yang diderita dalam jajaran tentara pendudukan itu jauh lebih besar daripada yang diakuinya, dan musuh akan mundur dari Jalur Gaza utara dengan memalukan karena tidak mampu mematahkan Perlawanan.”
“Satu-satunya pencapaian yang telah dicapai oleh tentara pendudukan Israel adalah penghancuran, kerusakan, dan pembantaian terhadap orang-orang yang tidak bersalah,” tambahnya.
Hal ini terjadi ketika faksi-faksi Perlawanan Palestina terus melawan pasukan Israel di Gaza utara dan tengah pada hari ke-465 Operasi Badai Al-Aqsa. Konfrontasi hebat dan serangan yang ditargetkan telah dilaporkan di berbagai zona pertempuran.
Yair Golan, seorang politikus Israel dan pemimpin partai Demokrat serta seorang perwira militer senior, mengkritik penanganan pemerintah Israel terhadap perang di Gaza, dengan menegaskan bahwa perang itu seharusnya “sudah berakhir sejak lama.”
Dalam sebuah posting di X, ia berpendapat bahwa perang yang sedang berlangsung didorong oleh kegagalan pemerintah untuk memulai proses politik yang sesungguhnya dan fokusnya untuk mempertahankan kekuasaan, khususnya dengan menghidupkan kembali isu permukiman di Gaza.
Dalam sebuah wawancara televisi baru-baru ini, Golan lebih lanjut mengutuk perang itu, dengan menggambarkan kematian tentara Israel tambahan di Gaza sebagai “kematian yang tidak masuk akal.” Ia mendesak pemerintah untuk mengakhiri perang dan menghentikan pertumpahan darah yang tidak perlu yang terus menelan korban jiwa di kedua belah pihak. (HRY)
Sumber: arrahmahnews.com