IQNA

Islamolog Amerika:

Persamaan dan Perbedaan Pendekatan Alquran dan Kedua Perjanjian Menurut Narasi Umum

11:03 - February 17, 2025
Berita ID: 3481602
IQNA - Seorang profesor teologi Amerika mengatakan bahwa Alquran dan kitab suci sebelumnya, meskipun berasal dari sumber yang sama, memiliki pendekatan bersama dan narasinya sendiri yang khusus.

Menurut Iqna, Sekolah Musim Panas Refleksi keempat diadakan pada bulan September tahun ini dengan tema "Alquran dan Dua Perjanjian: Tradisi, Konteks, dan Intertekstualitas."

Program ini terselenggara atas kerja sama dengan University of Exeter dan melibatkan pemateri dari berbagai negara yang sebelumnya telah memaparkan capaian ilmiahnya dalam bidang ini di jurnal internasional maupun forum ilmiah.

Pada Sekolah Musim Panas Enaks keempat, 40 jam presentasi ilmiah dengan tanya jawab disajikan selama 6 hari, dan 19 profesor dari universitas di 14 negara berbeda memberikan 5 kuliah dalam bahasa Persia dan 14 kuliah dalam bahasa Inggris.

David Penchansky, seorang profesor kitab suci Ibrani, adalah salah satu pembicara kursus tersebut.

Setelah menerbitkan buku Understanding Wisdom Literature, ia mengalihkan perhatiannya ke Alquran. Dia telah menyajikan artikel tentang Alquran di berbagai forum akademis. Ia merupakan anggota Perkumpulan Sastra Alkitab, Perkumpulan Internasional untuk Studi Alquran, dan Perkumpulan Alkitab Katolik.

Meskipun merupakan sarjana Alkitab dan bukan Alquran, David Penchansky beralih ke studi Alquran lebih dari 15 tahun yang lalu karena hasratnya terhadap analisis naratif dan keakraban dengan bahasa Arab. Terkait keputusannya untuk mempelajari Alquran, ia berkata: "Saya katakan, itu mengubah hidup saya."

Metode penelitian David Penchansky dalam Kitab Sulaiman

Dalam kuliah daring ini tentang buku terbarunya, "Solomon and the Ant: Qur'an and Bible in Dialogue," David Penchansky mengeksplorasi tradisi naratif Alquran yang kaya dan persinggungannya dengan teks-teks Alkitab.

Ia menegaskan, buku ini merupakan kajian perbandingan dan kajian sastra tentang kisah-kisah Alquran dan Bibel, khususnya yang dikaitkan dengan kisah Sulaiman dan semut. Ia mencatat bahwa buku yang diterbitkan pada tahun 2021 ini merupakan hasil studi, penerjemahan, dan refleksi selama lebih dari satu dekade.

Menjelaskan metode yang digunakan dalam buku tersebut, peneliti mengatakan bahwa ia berfokus pada narasi yang menarik dan tidak tumpang tindih dengan kisah Alkitab. Dia terutama memilih kisah-kisah Alquran yang tidak memiliki hubungan langsung dengan kisah-kisah Alkitab. Alih-alih berfokus pada tokoh-tokoh umum seperti Adam, Nuh, Musa, dan al-Masih, ia mencari kisah-kisah yang berbeda dari narasi Alkitab atau menyertakan unsur-unsur yang tak terduga dan kompleks.

Sumber Bersama Alquran dan Dua Perjanjian

Ceramah ini menunjukkan bahwa Alquran dan Alkitab, meskipun berasal dari tradisi agama yang berbeda, berinteraksi dan berdialog satu sama lain dalam menceritakan beberapa kisah mendasar tentang Tuhan, kejahatan, dan makhluk gaib.

Ia juga mengakui kekuatan emosional dan spiritual yang bisa dirasakan ketika terhubung dengan Alquran pada level yang lebih dalam, dengan mengatakan: “Membaca Alquran sangat memperkaya pemahaman saya terhadap surat-surat ini. Itu seperti meditasi dan salat”.

“Membaca terjemahan Alquran dalam bahasa Inggris tampaknya tidak cukup sebagai sarana untuk memahami keagungan Alquran,” kata Penchansky. Perbedaan antara terjemahan Alquran dan teks bahasa Arabnya begitu besar sehingga umat Islam biasanya tidak menyebut versi bahasa Inggris sebagai terjemahan, melainkan sebuah tafsir. Tentu saja, umat Islam benar. Alquran ditulis dalam bahasa Arab, sangat elegan dan indah. Orang tersebut memperhatikan detail, memiliki kualitas yang tidak mudah diterjemahkan.

Ia melanjutkan: “Alquran dan Alkitab benar-benar berbeda. Meskipun saya membandingkannya dan menemukan banyak kesamaan, saya dikejutkan oleh perbedaan nada, gaya, dan tujuan. Namun, keduanya berasal dari sumber spiritual yang sama”. (HRY)

 

4258193

captcha