Ramadhan merupakan kesempatan untuk membangun solidaritas sosial dan memperkuat ikatan antarmanusia melalui berbagi pengalaman bersama seperti lapar, haus, dan ibadah. Salah satu dampak terpenting puasa bagi masyarakat adalah meningkatnya semangat empati dan saling pengertian. Ketika orang merasakan lapar dan haus sepanjang hari, mereka dapat lebih memahami kondisi orang-orang yang membutuhkan dan miskin. Pengalaman bersama ini membuat orang lebih mungkin berpikir untuk membantu orang lain dan menggunakan sumber daya mereka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Alquran mengatakan dalam surah Al-Baqarah ayat 267:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الْأَرْضِ
“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu”. Ayat ini dengan jelas menekankan pentingnya memberi dan membantu orang lain, dan menunjukkan bahwa puasa dapat bertindak sebagai stimulus untuk meningkatkan semangat kemurahan hati dan empati.
Ramadhan juga merupakan kesempatan untuk memperkuat ikatan sosial dan membangun solidaritas dalam masyarakat. Selama bulan ini, lebih banyak orang pergi ke masjid, berpartisipasi dalam salat berjamaah, dan berbuka puasa bersama. Kegiatan kolektif ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial, tetapi juga meningkatkan semangat kerja sama dan empati. Alquran mengatakan dalam ayat 103 surah Ali Imran:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Dan berpegang teguhlah kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.” Ayat ini menunjukkan pentingnya persatuan dan solidaritas dalam masyarakat dan mengisyaratkan bahwa bulan Ramadhan dapat menjadi kesempatan untuk memperkuat persatuan ini.
Selain itu, puasa membuat orang lebih memikirkan orang lain dan menghindari kesombongan serta keegoisan diri. Perubahan sikap ini dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berempati. Alquran mengatakan dalam surah Ali Imran ayat 92:
لَن تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ
“Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai”. Ayat ini menunjukkan bahwa kebaikan dan ketakwaan hanya dapat diraih dengan menolong sesama dan berempati kepada mereka.
Oleh karena itu, puasa di bulan Ramadhan bukan sekadar ibadah individual, tetapi juga sarana ampuh untuk mempererat solidaritas sosial dan semangat empati dalam masyarakat. (HRY)