IQNA

Politisi Malayasia Kenang Pertemuan 9 Jam dengan Imam (qs)

6:17 - June 03, 2025
Berita ID: 3482152
IQNA - Datuk Ibrahim Ali menggambarkan pertemuan selama 9 jam dengan Imam Khomeini (qs) sebagai titik balik terbesar dalam hidupnya dan berkata: Ketulusan, keberpusatan pada Tuhan, dan ketegasan dalam kata-kata Imam Khomeini (qs) tak tertandingi.

Menurut Iqna mengutip Kantor Hubungan Masyarakat Konsulat Budaya Iran di Malaysia, sebagai kelanjutan dari interaksi budaya antara Iran dan Malaysia, Habib Reza Arzani, Konselor Budaya negara Iran di Malaysia, menjamu Datuk Ibrahim Ali, seorang politikus terkemuka dan ketua Partai Putra Malaysia, Minggu, 1 Juni.

Pertemuan ini berlangsung pada malam kunjungan resmi Datuk Ibrahim Ali ke Republik Islam Iran dan atas undangan Institut Penyusunan dan Penerbitan Karya-karya Imam Khomeini (qs) dan komite peringatan hari wafatnya Imam Khomeini (qs).

Dalam pertemuan ini, Datuk Ibrahim Ali, mengacu pada kenangan abadi dari masa mudanya, menggambarkan perjalanan bersejarah pada tahun 1978; ia menjelaskan bahwa selama bulan madunya di Amerika Serikat dan setelah berpartisipasi dalam demonstrasi warga Iran yang tinggal di negara itu terhadap rezim Pahlavi di depan Gedung Putih, ia melakukan perjalanan ke Prancis dan berhasil bertemu Imam Khomeini (qs) di Neufchâteau.

“Selama perjalanan itu, saya mendapat kehormatan untuk berada di hadapan Imam selama 9 jam; saya salat Ashar bersamanya dan makan malam bersamanya; di awal pertemuan, saya ingin mencium tangan Imam, tetapi ia menarik tangannya dan tidak mengizinkannya,” imbuhnya.

Datuk Ibrahim Ali menggambarkan pertemuan ini sebagai titik balik terbesar dalam hidupnya dan berkata: “Ketulusan, keberpusatan kepada Tuhan, dan ketegasan dalam pidato-pidato Imam Khomeini (qs) tidak ada bandingannya. Ia berulang kali merujuk pada perlunya memerangi kekafiran dan ateisme untuk memajukan Islam, dan ketika mengucapkan selamat tinggal, ia menegaskan kembali; “kalian harus berjuang demi Islam”.

Habib Reza Arzani juga mengatakan dalam pertemuan ini: “Datuk Ibrahim Ali selalu memainkan peran dalam memperkuat posisi orang Melayu dan mempromosikan prinsip-prinsip Islam.”

“Pertemuan bersejarah Anda dengan Imam Khomeini (qs) adalah simbol yang jelas dari hubungan budaya dan sejarah yang mendalam antara kedua negara Iran dan Malaysia; hubungan yang terus berlanjut di arena diplomatik dan budaya, dan ia juga telah memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan ini,” tambahnya.

Perlu diketahui bahwa Datuk Ibrahim Ali, pendiri organisasi Pertubuhan Pribumi Perkasa (PERKASA) dan salah satu tokoh politik aktif di Malaysia dengan kecenderungan Islamis dan nasionalis, adalah warga negara Malaysia pertama yang melakukan kunjungan dekat kepada Imam Khomeini (qs) sebelum kemenangan Revolusi Islam.

Terpengaruh oleh pertemuan ini, ia menerbitkan sebuah buku berbahasa Melayu berjudul "Wawancara dengan Imam Khomeini" pada tahun 1979, yang memuat percakapan dan pandangan mendiang Imam tentang berbagai isu Islam dan politik. Karya ini diterbitkan dalam oplah 30.000 eksemplar dan mendapat sambutan luas di kalangan Muslim Malaysia. Datuk Ibrahim Ali juga menyebut pertemuan ini sebagai pengalaman yang tak terlupakan dalam memoarnya yang berjudul "Perjuangan Tanpa Noktah".

Dia mempertahankan hubungannya dengan Republik Islam Iran bahkan setelah kemenangan revolusi dan telah melakukan perjalanan ke Iran pada beberapa kesempatan resmi. (HRY)

خاطره ماندگار سیاست‌مدار مالزیایی از دیدار ۹ ساعته با امام (ره)

 

4285970

captcha