IQNA

Haji dalam Alquran/ 7

Haji; Jalan Pemurnian Batin dan Pengamalan Akhlak mulia

9:33 - June 09, 2025
Berita ID: 3482179
IQNA - Perjalanan haji merupakan kesempatan untuk mensucikan jiwa, melatih kesabaran dan akhlak, serta menghilangkan karat jiwa dalam cahaya spiritualitas dan ketakwaan.

Haji; Jalan Pemurnian Batin dan Pengamalan Akhlak muliaMemperindah batin dan meraih akhlak mulia merupakan salah satu capaian besar ibadah haji. Para jemaah haji yang berziarah ke Baitullah dalam perjalanan ini, dengan melatih kesabaran, memaafkan, kebaikan, kesopanan, kejujuran, kebajikan, dan kerendahan hati, memperindah jiwa mereka dan menumbuhkan sifat-sifat seperti kebajikan, kedermawanan, zuhud, dan kebebasan.

Perjalanan tarbiah ini dibentuk oleh hubungan dengan tempat-tempat suci dan persahabatan dengan orang-orang beriman; sebagaimana manfaat dalam ayat “(Mereka berdatangan) supaya menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka” termasuk daya tarik hati kepada Allah dan dampak pendidikan haji yang luas.

Haji, dengan aturan dan larangannya yang spesifik, merupakan platform untuk menyempurnakan kekuatan eksistensial manusia: “La Rafatsa” untuk memurnikan kekuatan hawa nafsu, “La Fusuqa” untuk mengendalikan amarah dan memurnikan kekuatan amarah, dan “La Jidala” untuk menyempurnakan kekuatan pikiran dan ucapan.

Kelembutan, menjauhi kata-kata cabul dan tidak pantas, tidak kasar dalam berbicara, menahan amarah dan kejengkelan, berbicara dengan sopan, dan bahkan menoleransi pelecehan dan makian dari orang lain adalah manifestasi akhlak yang baik dan tanda-tanda seorang jemaah haji yang bijaksana. Mungkin salah satu hikmah penting haji adalah mengamalkan dan menaati akhlak yang baik serta kelembutan dan keindahan dalam berbicara; khususnya di antara jemaah haji yang selalu berhubungan satu sama lain dalam satu kafilah, mereka hendaknya bersikap baik dan ramah satu sama lain serta menanggung kesulitan dan rintangan perjalanan dengan empati dan akhlak yang baik.

Dari sudut pandang Imam Ridha (as), tujuan utama haji adalah untuk memasuki keharibaan Ilahi dan menyucikan diri dari dosa dan hawa nafsu. Meninggalkan kezaliman, kekikiran, kelalaian, keputusasaan, dan pencemaran rohani merupakan hikmah haji yang ibarat kelahiran kembali bagi seseorang. Almarhum Maliki Tabrizi juga menyebut haji sebagai obat ilahi untuk mengobati penyakit hati; mengeluarkan biaya haji merupakan obat bagi kekikiran, dan khusyuk dalam tawaf dan salat merupakan obat bagi kesombongan. (HRY)

 

3493332

Kunci-kunci: haji ، dalam Alquran ، Akhlak Mulia
captcha