Menurut Iqna, menyusul pernyataan konyol dan mengancam dari Presiden AS terhadap Pemimpin Tertinggi, Komunitas Alquran bereaksi dengan mengeluarkan pernyataan mengenai masalah tersebut.
Teks pesan adalah sebagai berikut:
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
“Umat Islam tengah berada dalam salah satu periode paling sensitif dan menentukan dalam sejarahnya; periode ketika kesucian otoritas keagamaan, pilar kokoh perlawanan, dan pilar persatuan Umat, Yang Mulia Ayatullah Imam Khamenei, telah menjadi sasaran penghinaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan ancaman nyata dari Presiden Amerika Serikat yang tidak seimbang dan suka berjudi. Keberanian yang tak tahu malu ini, yang berakar pada kesombongan buta, jahil murakkab, dan kesalahan strategis dari barisan arogansi dan Zionisme internasional, merupakan upaya putus asa untuk melemahkan poros persatuan dan menghancurkan benteng spiritual dan politik Umat Islam. Tindakan ini bukan hanya pelanggaran terhadap prinsip-prinsip dasar manusia dan standar hukum internasional, tetapi juga serangan yang jelas terhadap hakikat Islam, martabat Umat, dan warisan kognitif dan peradaban selama berabad-abad.
Alquran, kitab suci dan panduan abadi bagi umat manusia, memiliki peringatan yang jelas dan tegas dalam menghadapi penindasan dan tirani tersebut;
إِنَّ الَّذِینَ یَکْفُرُونَ بِآیَاتِ اللَّهِ وَیَقْتُلُونَ النَّبِیِّینَ بِغَیْرِ حَقٍّ وَیَقْتُلُونَ الَّذِینَ یَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِیمٍ
Sesungguhnya orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar), dan membunuh manusia yang memerintahkan keadilan, sampaikanlah kepada mereka kabar ‘gembira’ tentang azab yang pedih.” (QS. Ali Imran: 21) Alquran dengan pernyataan yang tegas menggambarkan akibat buruk bagi mereka yang menentang ayat-ayat suci dan bangkit melawan para pembawa panji keadilan dan kebenaran.
Saat ini, ancaman terhadap otoritas keagamaan dan kepemimpinan negara Islam adalah contoh nyata dari kekufuran dan penindasan yang telah terwujud dalam bentuk modern, tetapi dengan sifat setan dan firaun yang sama. Ancaman ini ditujukan terhadap identitas kolektif bangsa, nilai-nilai tauhid, dan warisan berharga Ahlubait (as). Kitab suci umat Islam kita telah berulang kali berbicara tentang konspirasi musuh terhadap para nabi dan wali Allah, dan dalam surah al-A'raf, disebutkan salah satu dari kejadian bersejarah ini.
وَلَمَّا رَجَعَ مُوسَى إِلَى قَوْمِهِ غَضْبَانَ أَسِفًا قَالَ بِئْسَمَا خَلَفْتُمُونِی مِن بَعْدِی أَعَجِلْتُمْ أَمْرَ رَبِّکُمْ وَأَلْقَى الْأَلْوَاحَ وَأَخَذَ بِرَأْسِ أَخِیهِ یَجُرُّهُ إِلَیْهِ قَالَ ابْنَ أُمَّ إِنَّ الْقَوْمَ اسْتَضْعَفُونِی وَکَادُوا یَقْتُلُونَنِی فَلَا تُشْمِتْ بِیَ الْأَعْدَاءَ وَلَا تَجْعَلْنِی مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِینَ
Ketika Musa kembali kepada kaumnya dalam keadaan marah lagi sedih, dia berkata, “Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan selama kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?” Musa pun melemparkan lauh-lauh (Taurat) itu dan memegang kepala (menjambak) saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya. (Harun) berkata, “Wahai anak ibuku, kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir saja mereka membunuhku. Oleh karena itu, janganlah engkau menjadikan musuh-musuh menyorakiku (karena melihat perlakuan kasarmu terhadapku). Janganlah engkau menjadikanku (dalam pandanganmu) bersama kaum yang zalim.” (QS. Al-A’raf: 150) Ayat ini memberikan gambaran yang jelas tentang penyimpangan yang dilakukan oleh kaum Musa dan upaya mereka untuk melemahkan posisi kepemimpinan ilahi. Ketika Musa tidak ada, Bani Israel mulai menyembah anak lembu Samirri, dan bahkan penerus Musa, Harun, diancam dan dipermalukan. Saat ini, masyarakat Islam menghadapi ancaman serupa, ancaman yang tidak hanya menyasar otoritas keagamaan tetapi juga persatuan dan identitas kolektif masyarakat. Alquran, dalam surah Al-Qashash, merujuk pada konspirasi lain yang menentang Nabi Musa:
وَجَاءَ رَجُلٌ مِّنْ أَقْصَى الْمَدِینَةِ یَسْعَى قَالَ یَا مُوسَى إِنَّ الْمَلَأَ یَأْتَمِرُونَ بِکَ لِیَقْتُلُوکَ
Seorang laki-laki datang bergegas dari ujung kota seraya berkata, “Wahai Musa, sesungguhnya para pembesar negeri sedang berunding tentang engkau untuk membunuhmu....”(QS. Al-Qashash: 20) Ayat ini menggambarkan konspirasi para pemimpin Firaun untuk melenyapkan Nabi Musa (as). Saat ini, para pemimpin arogansi global, dengan semangat Firaun tersebut, berusaha melenyapkan suara keadilan dan kebangkitan. Namun, janji ilahi, yang diungkapkan dengan indah dalam Surah Anfal, masih berlaku.
وَإِذْ یَمْکُرُ بِکَ الَّذِینَ کَفَرُوا لِیُثْبِتُوکَ أَوْ یَقْتُلُوکَ أَوْ یُخْرِجُوکَ وَیَمْکُرُونَ وَیَمْکُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَیْرُ الْمَاکِرِینَ
Dan (ingatlah) ketika orang-orang yang kufur merencanakan tipu daya terhadapmu (Nabi Muhammad) untuk menahan, membunuh, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah membalas tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya”. (QS. Al-Anfal: 30) Ayat ini meyakinkan kita bahwa rencana musuh, tidak peduli seberapa rumit kelihatannya, akan gagal di hadapan rencana Allah.
Ancaman terhadap otoritas agama dalam konteks sejarah dan peradaban merupakan bagian dari serangkaian tindakan yang telah dilakukan terhadap para pembawa panji kebenaran dan keadilan sejak awal Islam hingga saat ini. Sejarah Islam penuh dengan contoh-contoh di mana musuh telah mencoba membungkam suara para pencari kebenaran melalui konspirasi, penghinaan, dan ancaman; dari konspirasi Quraisy terhadap Nabi Suci (saw) di Mekkah hingga syahidnya Imam Ali (as) dan Imam Husein (as).
Ancaman ini kini telah diungkapkan dalam bentuk modern dan melalui perangkat media. Dengan tindakan ini, Presiden Amerika Serikat tidak hanya telah melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan hukum internasional, tetapi juga secara langsung telah menghina keyakinan dan kesucian satu setengah miliar umat Islam. Penghinaan ini merupakan contoh nyata perang terhadap Tuhan dan Rasul-Nya, karena para pemuka agama besar pun telah mengklarifikasi dan mengutuk tindakan ini dengan fatwa-fatwa mereka yang tegas.
Dengan ini, masyarakat Alquran Republik Islam Iran dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak akan menahan diri dari tindakan apa pun untuk melindungi Imam Qurani mereka, dan jika mereka merasakan adanya pelanggaran hukum dari pihak musuh yang jahat, mereka akan mengerahkan seluruh kekuatannya, tidak hanya di Iran yang tercinta tetapi di seluruh dunia, untuk menghancurkan para penghasut yang jahat ini, dan mereka tidak akan tinggal diam sampai mereka dilenyapkan”. (HRY)