IQNA

Penyelenggaraan Konferensi Analisis Islamofobia di Spanyol

8:58 - August 23, 2025
Berita ID: 3482574
IQNA - Asosiasi Maroko untuk Integrasi Imigran, yang berbasis di Spanyol, mengumumkan penyelenggaraan konferensi dengan topik pemberantasan Islamofobia di negara tersebut.

Menurut Iqna mengutip situs web Din Press, Asosiasi Maroko untuk Integrasi Imigran mengumumkan penyelenggaraan konferensi nasional ketujuh bertajuk "Pemberantasan Islamofobia" pada 21 dan 22 Oktober di Universitas Malaga, Spanyol.

Event ini terjadi di tengah meningkatnya serangan dan ancaman terhadap umat Muslim, maraknya grafiti rasis, dan kampanye kebencian terorganisir yang secara khusus menyasar perempuan Muslim.

Asosiasi tersebut menjelaskan dalam sebuah pernyataan baru-baru ini bahwa Islamofobia telah menjadi kenyataan sehari-hari di Spanyol, yang terwujud dalam perilaku sosial dan kelembagaan.

Asosiasi tersebut juga mengutip keputusan dewan kota Jumilla di wilayah Murcia untuk memberlakukan pembatasan penggunaan fasilitas umum untuk perayaan keagamaan, menyebutnya sebagai contoh dari apa yang mereka sebut sebagai "Islamofobia institusional".

Asosiasi Maroko untuk Integrasi Imigran menyoroti data statistik yang menunjukkan tingginya tingkat diskriminasi terhadap Muslim di negara tersebut, dengan 68% Muslim mengonfirmasi bahwa mereka menghadapi kendala dalam memperoleh perumahan, 62% menyatakan bahwa mereka telah didiskriminasi di ruang publik dan pribadi, 59% di tempat kerja, dan 47% di sektor kesehatan.

Asosiasi tersebut juga menyatakan bahwa angka-angka ini konsisten dengan kasus-kasus yang terdokumentasi dalam beberapa bulan terakhir, termasuk serangan terhadap masjid dan toko, pembatasan penggunaan jilbab di lembaga pendidikan, dan keberadaan poster-poster bernada permusuhan di ruang publik.

Menurut penyelenggara, konferensi ini bertujuan untuk menciptakan sebuah platform guna menganalisis fenomena Islamofobia yang semakin berkembang dan menawarkan solusi praktis untuk memeranginya, berdasarkan pemahamannya sebagai bentuk kekerasan struktural yang merasuki lembaga-lembaga pendidikan, keagamaan, komersial, dan digital.

Asosiasi Maroko untuk Integrasi Migran menekankan bahwa menangani praktik-praktik ini memerlukan tindakan terkoordinasi yang menyatukan masyarakat sipil, lembaga-lembaga publik, dan universitas-universitas. (HRY)

 

4301024

captcha