IQNA

Hujjatul Islam Hamid Shahriari:

Persatuan Islam Telah Meningkat dari Tingkat Domestik ke Tingkat Regional dan Global

12:23 - September 07, 2025
Berita ID: 3482657
IQNA - Sekretaris Jenderal Majma Jahani Taqrib Mazahib Islam, mengucapkan selamat hari kelahiran Nabi Muhammad (saw) dan Pekan Persatuan, dan menekankan: Persatuan Islam melampaui slogan domestik dan telah terwujud saat ini di tiga tingkat, domestik, regional dan global, dan telah menemukan tempatnya yang sebenarnya sebagai strategi yang efektif dalam diplomasi agama dan publik dunia.

Menurut Iqna, Hujjatul Islam wal Muslimin Hamid Shahriari, Sekretaris Jenderal Majma Jahani Taqrib Mazahib Islam, dalam konferensi pers bersama awak media Konferensi Internasional ke-39 tentang Persatuan Islam, mengucapkan selamat atas kelahiran Nabi Muhammad (saw) dan Pekan Persatuan. Ia mengatakan, "Tahun ini bertepatan dengan peringatan 1.500 tahun kelahiran Nabi Muhammad al-Mustafa (saw), dan Konferensi Internasional tentang Persatuan Islam yang bertajuk "Nabi yang yang Pengasih dan Ummat Wahidah" telah dimulai kemarin. Konferensi ini memasuki sesi ke-39, dan topik saya dalam pertemuan ini adalah menjelaskan konsep persatuan dan pengaruhnya terhadap konsep-konsep strategis diplomasi global." 

Tingkat pertama: Persatuan internal

Shahriari menyatakan bahwa persatuan internal merupakan persatuan endogen dan berkata: "Kita telah berhasil menciptakan model bagi dunia Islam di negara kita. Pada tahun-tahun awal kegiatan Majma Jahani Taqrib Mazahib Islam, pertanyaan yang selalu muncul adalah bahwa persatuan harus diciptakan terlebih dahulu di dalam negeri agar dapat dicapai di tingkat global nantinya. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk menyatukan berbagai mazhab dan kelompok etnis."

Tingkat Kedua: Persatuan Regional

Sekretaris Jenderal Majma Jahani Taqrib Mazahib Islam mengatakan tentang tingkat persatuan kedua: Persatuan regional berarti memperhatikan negara-negara tetangga dan memupuk rasa persaudaraan di antara bangsa-bangsa Islam. Persatuan ini mencakup dua miliar Muslim, yang hanya 10 hingga 15 persennya adalah Syiah dan sisanya adalah Sunni. Kita harus menerapkan konsep-konsep Alquran seperti tali ilahi, keharaman konflik, dan ummat wahidah di tingkat regional.

Tingkat Ketiga: Persatuan Global dan Kemanusiaan

Menekankan bahwa persatuan saat ini tidak terbatas pada umat Islam saja, ia menyatakan: Persatuan global dan kemanusiaan terbentuk atas dasar nilai-nilai kemanusiaan bersama. Nilai pertama adalah martabat manusia; yaitu, kesucian, kehormatan, dan kemandirian setiap individu. Hak ini diperuntukkan bagi seluruh umat manusia, baik Muslim maupun non-Muslim. Martabat ini telah menjadi dasar konsensus global tentang isu Palestina dan menunjukkan bahwa umat manusia, apa pun agamanya, bersatu melawan penindasan dan ketidakadilan.

Shahriari menambahkan: "Nilai kedua adalah keadilan. Setiap penindasan dan pelanggaran hak hidup, kebebasan, perumahan, dan penghidupan manusia, baik Muslim maupun non-Muslim, merupakan pelanggaran keadilan manusia. Penindasan yang telah menimpa bangsa Palestina saat ini adalah penindasan terbesar terhadap kemanusiaan dan menunjukkan perlunya memperluas persatuan manusia." 

“Persatuan Islam berawal di tingkat domestik, dikonsolidasikan di tingkat regional, dan kini telah ditingkatkan menjadi persatuan global dan kemanusiaan. Pencapaian besar ini merupakan hasil dari kelanjutan wacana pemulihan hubungan antar-agama Islam dan upaya historis para ulama dan pemimpin revolusi, dan harus diperkuat lebih dari sebelumnya,” tegasnya.

Sekretaris Majma Jahani Taqrib Mazahib Islam menambahkan, konsep persatuan saat ini bukan hanya konsep Islam, tetapi konsep global, dan kita harus mampu mengamankan kepentingan dan keamanan nasional kita dengan bekerja sama dalam kerangka perjanjian internasional yang menentang unilateralisme.

Ia menambahkan: “Selama periode konferensi ini, akan diselenggarakan peluncuran buku-buku teladan, pesan-pesan dari para tokoh agama besar, pertemuan perempuan internasional dan domestik, serta pertemuan-pertemuan yang dihadiri oleh para ulama dalam negeri. Lebih dari 210 tokoh dalam dan luar negeri akan hadir, di antaranya lebih dari 80 ulama internasional terkemuka, termasuk menteri, mufti besar, penasihat presiden, wakil presiden, dan pimpinan organisasi-organisasi Islam besar, serta mantan perdana menteri dan menteri negara-negara Islam, akan hadir dalam konferensi ini”.

Merujuk pada tingkat partisipasi pemerintah, ia menyatakan: “Setiap negara Islam memiliki keberatannya sendiri dan bergerak menuju persatuan Islam sesuai dengan strategi internalnya masing-masing. Beberapa penguasa telah gagal mencapai standar dalam mendukung rakyat Palestina yang tertindas, tetapi kini konvergensi Islam mulai terbentuk di tingkat pemerintahan dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya”.

Ia menjelaskan peran Majma Jahani Taqrib Mazahib Islam: "Tugas utama forum dalam konferensi ini adalah menciptakan wacana; yaitu, mengubah pemikiran dan sikap para negarawan dan elit dunia Islam terhadap persatuan. Tanda-tanda keberhasilan wacana ini antara lain pembentukan Majelis Ulama Muslim di Al-Azhar, Mesir, dan berlanjutnya persatuan Syiah dan Sunni dalam deklarasi dan pidato."

Merujuk pada pentingnya kepribadian Nabi Muhammad (saw), ia berkata: "Nabi Besar adalah teladan rahmat, kedamaian, dan akhlak yang baik bagi seluruh dunia. Cinta kepadanya tersebar luas di seluruh dunia dan memperkuat persatuan umat manusia. Tahun ini, fokus khusus konferensi adalah dukungan untuk Palestina, dan Dewan Tertinggi Majma Taqrib akan membahas isu ini di tingkat internasional". (HRY)

 

4303573

Kunci-kunci: Persatuan Islam ، Meningkat ، global
captcha