Menurut Iqna, pertemuan tingkat tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) digelar malam 22 September, di New York, dalam rangka peringatan 1.500 tahun Maulid Nabi Muhammad (saw). Pertemuan tersebut digelar dalam kerangka agenda bertajuk “Budaya Damai dan Toleransi”.
Dalam pertemuan ini, para peserta membahas dimensi kepribadian Nabi Muhammad (saw), pentingnya menyebarkan ajaran beliau, dan ajaran asli Islam sebagai teladan dalam membangun perdamaian dan koeksistensi antar agama dan suku, mendukung kaum tertindas, memerangi rasisme dan diskriminasi, melawan kebohongan dan ujaran kebencian, serta mengurangi Islamofobia.
Dalam pidatonya, Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araqchi menegaskan bahwa inisiatif untuk memperingati hari yang penuh berkah ini dalam kerangka Organisasi Kerja Sama Islam bukan sekadar acara simbolis, melainkan seruan tulus untuk bertindak berdasarkan nilai-nilai moral dan kemanusiaan yang tinggi yang diwujudkan oleh Nabi (saw).
“Seruan ini mendorong masyarakat internasional untuk mendalami nilai-nilai abadi yang melampaui batas dan agama, serta dapat menginspirasi kerja sama budaya dan pendidikan yang luas dan inisiatif kemanusiaan yang mendorong rasa saling menghormati dan pengertian. Nilai-nilai inilah yang dibutuhkan dunia yang bergejolak saat ini untuk membangun hubungan yang lebih erat antara manusia dan bangsa,” imbuhnya.
Menteri Luar Negeri Iran menekankan, “Kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina merupakan penghinaan nyata terhadap nilai-nilai universal keadilan dan kemanusiaan, serta serangan terhadap warisan Nabi (saw), yang bersabda,
مَن قتل نفساً بغير نفس أو فساد في الأرض فكأنما قتل الناس جميعاً
“Siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya”.
Seyed Abbas Araqchi berkata: “Kita menanggapi seruan Nabi (saw) untuk membela kaum tertindas”.
“Prinsip Alquran ini menyerukan masyarakat internasional untuk segera mengambil tindakan guna melindungi martabat manusia, berpihak pada kemanusiaan, dan meminta pertanggungjawaban para penjahat atas kejahatan brutal mereka,” tegasnya.
Araqchi juga menambahkan: “Pesan Nabi Muhammad (saw) ditujukan kepada seluruh umat manusia, karena berkaitan dengan penderitaan kita bersama”.
“Merayakan 1.500 tahun kelahiran Nabi bukan hanya sebuah kenangan penghormatan akan masa lalu, tetapi juga sebuah pandangan yang bertanggung jawab terhadap masa depan,” pungkasnya. (HRY)