Menurut Iqna mengutip Middle East News, Bertepatan dengan peringatan 29 tahun pemberontakan rakyat yang dikenal sebagai " Kerusuhan Terowongan Tembok Barat", yang dimulai sebagai protes terhadap penggalian dan pembukaan terowongan barat di bawah Masjid Al-Aqsa pada 25 September 1996, statistik baru tentang invasi pemukim Yahudi ke situs suci ini telah dipublikasikan.
Kerusuhan Terowongan Tembok Barat, yang melibatkan berbagai wilayah Palestina, diiringi oleh berbagai aksi yang meluas dari utara hingga selatan Palestina, termasuk pengepungan lebih dari 40 tentara Israel di Tekiye Yusuf Duikat di Nablus timur dan pembebasannya setelah puluhan tahun pendudukan. Protes-protes ini berlanjut selama enam bulan, yang mengakibatkan puluhan orang gugur dan sekitar 1.600 lainnya terluka. Pasukan pendudukan merespons dengan penembakan, penggunaan helikopter dan tank, serta keterlibatan para pemukim dalam penindasan rakyat.
Setelah 29 tahun, ancaman terhadap Masjid Al-Aqsa terus berlanjut, dan kelompok-kelompok yang disebut "Kuil", dengan dukungan penuh rezim Zionis, praktis telah memecah belah masjid dan mempraktikkan ritual Yahudi di halamannya.
Statistik terbaru menunjukkan bahwa 58.310 pemukim memasuki Masjid Al-Aqsa antara 3 Oktober 2024 - 22 September 2025, meningkat 14% dibandingkan tahun sebelumnya ketika 51.223 orang diserang.
Setiap tahun, kelompok-kelompok "Kuil" berusaha memecahkan rekor jumlah serangan terhadap Masjid Al-Aqsa selama hari raya Yahudi, dan tindakan ini disertai dengan dukungan finansial dan politik penuh dari rezim Zionis, yang memperburuk risiko pelanggaran kedaulatan Muslim atas tempat-tempat suci mereka. (HRY)