Suport Para Audien Faktor Utama Kesuksesan Terjemahan Sajak Al-Quran
Dia mengintroduksikan suport para audien sebagai faktor utama kesuksesannya dalam terjemahan ini dan mengatakan, setelah publikasi Khatam Al-Quran saya mendapatkan lebih dari seratus surat, yang memuji metode penulisan terjemahan; karena mereka beranggapan bahwa terjemahan Al-Quran dalam bentuk ini dapat lebih dipahami; mereka semua mensuport saya, yaitu sudah pasti menerjemahkan semua Al-Quran dengan metode penulisan ini.
Periset Al-Quran ini selanjutnya mengisyaratkan kondisi dan kondisi kehidupannya pada masa terjemahan dan menegaskan, pada masa itu rumah saya sangatlah kecil, semua keluarga tinggal dalam sebuah perkampungan kumuh, ayah saya memiliki rumah di universitas bahasa Asing di Beijing dan saya supaya tidak merepotkan istirahat semua anggota keluarga, setelah makan saya pergi ke sana dengan naik sepeda dan saya menerjemahkan Al-Quran setiap malam sampai pukul empat pagi; dengan demikian kurang lebih setelah mengajar, setiap hari atau tengah malam saya melakukan terjemahan seluruh Al-Quran.
Di penghujung, dia mengingatkan, pada akhirnya setelah tiga tahun berjerih payah, draf terjemahan sajak Al-Quran siap secara sempurna dan setelah itu untuk kajian dipaparkan ke bagian keagamaan; kurang lebih saya menunggu dua tahun; pada akhirnya terjemahan sajak Al-Quran pada tahun 1988 di cetak dalam dua bagian; kitab dua bahasa Cina dan Arab dalam 50 ribu eksemplar dan juga percetakan 30 ribu jilid lainnya dengan tujuan khidmat kepada masyarakat Vina non muslim, dimana seluruhnya dua jenis kitab ini diceta dalam 130 ribu jilid.
Mengenal Lebih Prof. Lin Song
Ust. Yahya Lin Song lahir di Shadian propinsi Yun Nan Cina dan ayahnya lulusan universitas al-Azhar Mesir, dia di usia remajanya belajar bahasa Arab dan ilmu-ilmu Islam dengan Ma Jian, penerjemah Al-Quran dan menguasai bahasa klasik Cina. Dia beberapa tahun sibuk mengajar sastra dan penyusunan buku-buku kono Via di universitas pusat etnis Cina.
Ustad. Lin Song kerena gemar menekuni Al-Quran Al-Karim dan mahir dalam sastra Cina, khususnya terpengaruh dengan ustadnya Ma Jian, sedari muda mengharap dapat menerjemahkan Al-Quran dalam bentuk sajak. Terjemahan sajak Al-Quran dalam bahasa Cina atau setiap bahasa lainnya sudah pasti hal yang sangat sukar. Sebagian ulama juga menganggap Al-Quran boleh diterjemahkan dalam bentuk sajak. Dengan demikian dia pertama-tama menerjemahkan beberapa surah akhir Al-Quran dalam bentuk sajak, yang mana pada tahun 1981 dipublikasikan oleh penerbit pendidikan dan telaah universitas bahasa Beijing. Terjemahan ini mendapat banyak sambutan umat muslim dan para non muslim Cina. Terjemahan ini sangat mudah dan menghafalkannya sangatlah gampang.
Banyak sekali surat dari pelbagai tempat yang sampai kepadanya dan memintanya supaya melanjutkan terjemahan sajaknya. Setelah itu dia memulai terjemahan lengkap Al-Quran dan dalam waktu 8 bulan, akhirnya ia dapat menyelesaikannya. Terjemahan ini sampai sekarang sudah berkali-kali direvisi dan dari aspek oplah dan perbaruan cetakan berada dalam tingkat kedua setelah terjemahan Ma Jian.
Lin Song Menurut Bahasa Dirinya
Nama saya Yahya Sai nu bai er Lin song. Yahya adalah nama Islam, yang dipilih keluarga untuk saya. Karenak banyak orang yang bernama Yahya, maka sudah semenstinya harus ditambah dengan nama lainnya guna membedakan dengan yang lainnya. Dengan demikian ketika saya beranjak besar, saya menambahnya dengan Sai Nu Bai Er. Sai Nu Bai Er dalam bahasa Cina berartikan pohon pinus. Demikian juga nama popular saya adalah Lin, Lin Song, yang berartikan Hutan Pinus.
Lin berartikan sejumlah pohon. Saya menggunakan Sai Nu Bai Er sebagai kalimat jama’, berartikan hutan besar pohon pinus, yang mana kebetulan serupa dengan nama family saya. Jama Lin Song dan Sai Nu Bai Er saling memiliki makna dekat, sebagaimana pepatah Cina, “pohon Cedar dan Pinus senantiasa Hijau.”
Dia lahir pada tahun 1930 M di kawasan Barat Daya di perbatasan Cina, dalam sebuah kampung besar kawasan muslim yang memiliki popularitas dunia dengan nama Sha Dian di propinsi Yun Nan. Kampung ini sangatlah maju dari aspek ekonomi dan sejak dahulu memiliki kepintaran dan pengetahuan dan juga banyak mendapatkan popularitas di kalangan umat muslim Cina.
Misalnya dapat dikatakan, pada dekade 30 abad kedua puluh Masehi, dari seluruh penjuru Cina dipilihlah 33 orang pelajar dan mahasiswa untuk menempuh ilmu pergi keluar negeri. Kelompok ini terbagi menjadi lima bagian, dan dikirim menuju universitas al-Azhar Mesir. Di antara mereka adalah Muhammad Ma Jian, yang popular dengan Muhammad Makin, yang memiliki popularitas dunia dan demikian juga ulama besar Yusuf Zhang Zi Ren, yang seluruh umurnya diwakafkan untuk aktif melakukan pengajaran Islam dan telah mendidik banyak murid-murid terkemuka.
Dengan demikian, ada tiga orang yang populer dengan nama Lin, dimana dua orang dari mereka berasal dari keluarga saya; salah satunya adalah ayah saya Yunus Lin Xing Hua dan yang lain adalah pamanku, Utsman Lin Xing Zhi dan ketiga adalah Said Lin Zhong Ming. Selain Pamanku Utsman, Lin Xing Zhi yang sudah sejak lama tinggal di Bandar Jenddah Arab Saudi, dua lainnya adalah guru universitas bahasa asing Beijing. Lima orang ini semuanya dari tempat kelahiran saya dan semua telah meninggal dunia. Saya mengharap mereka diampuni oleh Allah.
Saya sedari kecil belajar bahasa Arab dengan Ust. Muhammad Makin. Dan saya belajar Al-Quran pada salah seorang empat ulama popular Cina, yaitu Hilaluddin Ha De Cheng. Pada masa ini didirikanlah universitas Bersatu Tenggara dari penggabungan universitas Beijing dan universitas Qing Hua serta universitas Nan Kai. Para guru popular Cina dari seluruh penjuru dunia mengajari kami bahasa Cina, matematika, logika, sejarah, geografi dan ilmu-ilmu lainnya. Mereka menyiapkan kesempatan untuk meraih pendidikan tinggi dengan kualitas tinggi untuk kami.
Tamat.