Mahmoud Lutfi Niya, qari internasional negara Iran saat wawancara dengan koresponden Naba’, yang berafiliasi dengan IQNA, terkait pemuliaan dan penghormataan para ustad dan pemuka Al-Quran mengatakan, mereka yang telah mencurahkan banyak umurnya untuk khidmat kepada Al-Quran, maka sudah semestinya mereka akan mendapatkan ganjarannya dari sang pemilik Al-Quran; para tokoh-tokoh yang membantu dalam kemajuan nilai-nilai Al-Quran di tanah Iran dan mengenalkan generasi-generasi negara ini dengan Al-Quran, sudah selayaknya sistem Islam memberikan nilai dan penghargaan sosial khusus kepada mereka di masa hayatnya.
Penghormatan Para Jawara Al-Quran
Dia menambahkan, hal ini untuk para tokoh-tokoh yang telah mencurahkan banyak umur mereka dalam ranah Islam dan Al-Quran, akan menjadi pelopor tendensi para remaja menuju Al-Quran, dimana merupakan manifestasi ucapan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran (Rahbar), yang dijelaskan dalam penghormatan para jawara Al-Quran.
Lutfi Niya dengan mengingatkan sebuah poin, yaitu pada tahun sebelumnya kita telah kehilangan dua ustad besar Al-Quran mengatakan, Ust. Moulai, yang kepergiannya sangatlah memilukan bagi masyarakat Al-Quran adalah seorang tokoh tunggal dan benar-benar tokoh terkemuka dalam ranah tilawah, dari segi seni dan ilmiah. Beberapa hari sebelumnya juga salah seorang ustad terkemuka meninggal dunia, meskipun dia tidaklah terlalu populer dan tinggal di Qom. Saya dan para ustad besar, seperti Ust. Allami dan Ust. Shahid Pour juga termasuk dari salah seorang muridnya.
Kehidupan dan Kematian Qurani
Qari dan juri internasional Al-Quran ini menegaskan, termasuk harapan-harapan terbesar Qurani saya pada tahun baru ini adalah semoga Allah (Swt) mematikan kami dalam keadaan nama kami juga menjadi lantunan ahli Al-Quran dan menjadi sumber kebanggaan juga semoga kami tidak memalukan Rasulullah Saw dan Ahlulbaitnya di jalan ini. Saya mengharap dapat membangun diri kami sehingga memiliki kapasitas dalam kumpulan Qurani.
Pekerjaan-pekerjaan Tertinggal
Lutfi Niya dengan mengisyaratkan petuah-petuah Rahbar mengungkapkan, sekarang ini petuah beliau, yaitu mendidik puluhan juta hafiz Al-Quran dan arena masyarakat Qurani, baik dalam pembahasan seni dan tilawah maupun pembahasan-pembahasan ilmiah lainnya belumlah teralisasikan; kita harus lebih banyak berkembang dalam ranah-ranah ini sehingga menyiapkan ranah yang lebih banyak. Ahli Al-Quran, Lembaga dan Universitas Al-Quran, para qari dan hafiz, kesemuanya adalah pekerjaan-pekerjaan yang tertinggal yang harus kita lakukan terkait Al-Quran dan hal itu harus menjadi agenda pekerjaan-pekerjaan kita.
Pemanfaatan Lebih Baik dari Pertemuan-pertemuan Al-Quran
Di penghujung, qari dan hafiz terkemuka Al-Quran ini dengan menjelaskan saran-saran untuk aktivitas Al-Quran tahun baru mengatakan, “Pertemuan-pertemuan Al-Quran sangatlah banyak, namun perefleksian beritanya tidaklah bagus; harus dimanfaatkan sebaik mungkin dari penyelenggaraan pertemuan-pertemuan besar. Semisal pemanfaatan pertemuan-pertemuan ilmiah spesialis para qari, musabaqoh internasional Al-Quran dan musabaqoh nasional Al-Quran, dimana sangat disayangkan tidaklah terlalu baik; dari markas-markas universitas dan hauzah dapat diambil bantuan dan menyelenggarakan pertemuan-pertemuan ilmiah selain musabaqoh sehingga menyebabkan perkembangan dalam ranah kritikan dan riset permasalahan Al-Quran.”