“Para khatib masjid Yaman dalam khotbah-khotbah salat Jumat kemarin mendeskripsikan resolusi Dewan Keamanan sebagai ketidakadilan dan kelaliman dalam hak masyarakat, dimana mereka siang dan malam telah menjadi sasaran pengeboman pelbagai jenis senjata,” demikian laporan IQNA, seperti dikutip dari kantor berita resmi Yaman, Saba News Net.
Para khatib masjid dengan mengecam pengeluaran resolusi ini mengumumkan, Dewan Keamanan (DK) sebagai ganti mengetengahkan justifikasi-justifikasi irasional, klaim-kalim tidak logis, kedustaan dan afirmasi tindakan-tindakan brutal Saudi terhadap masyarakat terlalimi Yaman, harus menfokuskan upaya mereka untuk menghentikan dan mengecam serangan-serangan dan kejahatan-kejahatan ini.
Demikian juga, para khatib Yaman mengafirmasikan urgensitas persatuan, solidaritas dan integrasi masyarakat negara ini untuk mengalahkan tantangan dan bahaya-bahaya yang menghadang tanah air mereka dan menghalau tindakan-tindakan terorisme dan kejahatan-kejahatan serta urgensitas integrasi masyarakat Yaman untuk melawan segala konspirasi.
Lebih lanjut, para khatib Yaman dengan menegaskan keharaman pembakaran, penyembelihan dan pelecehan kehormatan manusia, yang dilarang oleh agama suci Islam, juga sangat mengecam aksi-aksi kelompok teroris takfiri Al-Qaidah dalam menyembelih sejumlah pejuang Yaman di propinsi Shabwa negara ini.
Demikian juga, para khatib Yaman sangat mengkritik serangan media-media mainstream dan penipuan, yang bermaksud menyebarkan konflik antar rakyat Yaman.
Selanjutnya, para khatib Yaman mengingatkan negara-negara anggota koalisi Arab melawan masyarakat Yaman terhadap kontinuitas dan kelanjutan aksi jahat terhadap hak masyarakat Yaman dan pembunuhan mereka serta pengepungan darat, udara dan laut guna menundukkan dan menghinakan rakyat Yaman.
Di penghujung, para khatib Yaman berdoa untuk keterjagaan Yaman dari tipu muslihat dan konspirasi kedengkian serta mengafirmasikan urgensitas persatuan rakyat Yaman dan menjauhi konflik dan perselisihan.
Dewan Keamanan PBB, Selasa (7/4/2015) menyetujui resolusi yang direkomendasikan beberapa negara Arab Teluk Persia terkait pemboikotan fraksi Ansarullah Yaman.
Resolusi ini yang disetujui oleh 14 anggota Dewan Keamanan dan Rusia memberikan pandangan tidak setuju, meminta fraksi Ansarullah supaya keluar dari Sana’a (ibukota Yaman dan kawasan-kawasan lainnya.
Demikian juga, resolusi ini meminta Ansarullah supaya menghentikan tindakan-tindakan sebelah pihak.
Menurut resolusi Dewan Keamanan; pengiriman senjata ke Ansarullah dan pasukan-pasukan Ali Abdullah Saleh, Mantan Presiden Yaman, keluarnya Abdul Malik al-Houthi, Pemimpin Ansarullah dan Ahmad, anak sulungnya Ali Abdullah Saleh dan beberapa pejabat lainnya dari negara ini dilarang dan kepemilikan mereka juga akan dibekukan.