Menurut laporan reporter delegasi IQNA di Kualalumpur, sebagaimana yang berlaku di setiap tahunnya, tradisinya adalah setiap peraih juara pertama Musabaqoh Internasional Negara Malaysia diundang untuk melantunkan tilawah ke podium, namun dalam musabaqoh kali ini, hal itu tidak terjadi!
Muhsin Haji Hassani Kargar, delegasi negara Iran dalam Musabaqoh Internasional Al-Quran Malaysia yang berhasil, setelah 9 tahun, menyabet juara pertama musabaqoh – dengan selisih 7 poin dengan qori Malaysia, tidak diundang untuk melantunkan tilawahnya dalam acara penutupan, namun hanya cukup mendapatkan hadiahnya semata dalam acara ini.
Tradisi benar dan logis ini ada dalam setiap acara penutupan musabaqoh Al-Quran, yaitu juara terbaik, sekali lagi akan mementaskan keindahan dan kemampuannya dalam melantunkan tilawah, namun karena keirasionalan dari pihak panitia para penyelenggara kompetisi dunia, hal ini tidak diindahkan.
Dituturkan, para juara terbaik jurusan tilawah wanita dan para terbaik jurusan hafalan Al-Quran diundang maju ke podium untuk menjalankan program dalam acara penutupan.