Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Strait Times, tindakan ini dilakukan dengan tujuan mengklarifikasikan makna-makna agama, yang biasanya dimanfaatkan oleh anasir ekstrem.
Teo Chee Hean, Wakil Perdana Menteri Singapura, lewat sebuah pidato di masjid Sayidah Khadijah (Sa) mengatakan, para remaja Singapura berada dalam bahaya tendensi ekstremisme, lewat dunia maya.
Dia yang berpidato sebelum berpartisipasi dalam acara berbuka puasa di masjid ini menambahkan, tindakan ini dilakukan guna menjaga para remaja dalam menghadapi ekstremisme.
Line ini diluncurkan oleh Departemen Rehabilitasi Agama dan informasi tentang ekstremisme yang diketengahkan untuk masyarakat.
Para pakar yang menjawab penjelasan makna-makna agama yang disalah gunakan oleh para ekstremis secara gamblang kepada masyarakat melalui line telepon.
Muhammad Ali, Wakil Ketua Departemen Rehabilitasi Agama Singapura dalam hal ini mengatakan, line telepon ini dapat mencegah para remaja untuk menerima informasi agama dengan referensi-referensi yang salah dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
Lebih lanjut, Teo menjelaskan, banyak sekali orang-orang, khususnya para remaja terjebak propaganda-propaganda Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Latar belakang mazhab yang lemah merupakan salah satu kriteria yang sama bagi semua orang yang dapat merubahnya menjadi ekstrem.
Wakil Perdana Menteri Singapura juga dalam pidatonya menegaskan bahwa penanganan militer dan polisi saja terhadap ancaman semacam ini tidaklah cukup dan harus dilakukan tindakan-tindakan yang lebih luas lagi.
Republik Singapura adalah sebuah negara yang terletak di Asia Tenggara dan ibukotanya adalah Singapura. Kaum muslimin dengan jumlah 500.000 orang telah membentuk 15% populasi negara ini.