Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Tribune, Struzik dalam pamerannya yang bernama "Lawatan Suci”, membawa pengunjung dalam sebuah lawatan panjang menuju Kosovo, Maroko, India, Kashmir, Bangladesh dan Pakistan.
Dalam lawatan tersebut, sang kaligrafer berupaya memperlihatkan dimensi manusia kehidupan muslim, sebagai ganti dari perbedaan.
Lawatan Suci adalah sebuah lawatan panjang dalam sebuah lingkungan budaya yang beragam, yang dipamerkan di lembaga Alliance Français (AF).
Gambar hitam putih koleksi ini telah memperlihatkan dimensi baru kehidupan muslim, yang memaksa pengunjung agar berdiri sejenak dan merenung, sebelum menengok ke galeri berikutnya.
Di semua gambar-gambar tersebut telah melukiskan satu pesan, satu ajaran, satu keyakinan, satu manusia dan satu suasana khusus.
Dalam galeri-galeri tersebut, sang kaligrafer Belgia ini, dengan memperlihatkan perbedaan-perbedaan kultur di negara-negara, ia juga menegaskan kemanusiaan bersama antar semua masyarakat.
"Islam di Eropa agak mengkhawatirkan dan saya hendak memperlihatkan banyak sekali kompleksitas,” ucapnya.
Struzik menambahkan, meski media-media yang ada hendak menyederhanakan semua hal, namun kewajiban kita adalah kita mengatakan, "Tidak, tidak pula terlalu gampang”.
Struzik hendak mengatakan, masyarakat memikirkan apa? Ia hanya berharap galeri-galerinya dapat membangkitkan rasa penasaran. Ia meminta masyarakat supaya lebih banyak berfikir dan kembali berfikir.
http://iqna.ir/fa/news/3476120