Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Progress Illinois, para demonstran dengan memegang poster-poster, juga mengumumkan dukungannya terhadap para imigran muslim dan mereka mengumumkan penentangannya terhadap fanatisme religi dan rasisme dalam ranah pekerjaan dan tempat tinggal.
Leslie William, koordinir utama demo ini mengungkapkan, pekan lalu dua mahasiswa muslim menjadi target serangan dan pelecehan dan ini menunjukkan bahwa bahkan dalam masyarakat Evanston, yang diklaimkan sebagai sebuah komunitas intelektual, membutuhkan adanya ucapan penentangan terhadap fanatisme.
"Fanatisme yang menuduh kaum muslimin telah mengoyak hijab para wanita dan menuntut pemulangan masal para imigran adalah fanatisme yang ada di tengah-tengah masyarakat kita dan menyebabkan terbunuhnya orang-orang kulit hitam,” imbuhnya.
William melanjutkan, saya gembira dengan bersama 30 organisasi religi lainnya, kami dengan perselisihan yang ada, saling bergandengan tangan dan bersatu mengecam fanatisme religi dan rasisme.
Kantor dewan komunikasi Islam Amerika di Chicago, organisasi Jewish Voice for Peace (Suara Yahudi Untuk Perdamaian) dan markas populasi Islam muslim memiliki peran dalam penyelenggaraan demo tersebut.