Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Al-Alam, sekolah Gymnasium Johannes Rau terletak di Wuppertal, di barat Jerman.
Bukti-bukti yang dipublikasikan di tingkat media sosial menunjukkan para pengurus sekolah Gymnasium Johannes Rau pada tanggal 16 Februari meminta para pengajar sekolah tersebut agar memperingatkan sekelompok pelajar yang melaksanakan salat di gedung sekolah tersebut.
Direktur sekolah ini mengumumkan berwudhu dan juga melaksanakan salat di gedung sekolah tidak diperbolehkan. Direktur sekolah meminta para pengajar agar mengumumkan nama-nama pelajar yang tidak mengindahkan undang-undang tersebut.
Pelarangan ini memancing provokasi di media sosial, namun para sayap kanan ekstrem Alternatif untuk Jerman (AFD) mendukung aksi tersebut. Partai tersebut pada hari Kamis di laman Facebooknya mengumumkan, aksi ini bukti kalahnya kebijakan-kebijakan migrasi partai lama Jerman, yakni koalisi yang berkuasa.
Jerman memiliki populasi terbesar muslim kedua di kalangan negara-negara barat Eropa.
http://iqna.ir/fa/news/3580141