Menurut laporan IQNA; pertemuan khusus Alquran dan Perempuan diselenggarakan Kamis malam (31/5), di auditorium pertemuan bagian internasional pameran internasional Alquran Teheran ke-26, di musholla Imam Khomeini (ra).
Amal Qattan, anggota lembaga Sayyidah Nisail Alamin dari Lebanon mengatakan, "Nabi bersabda, Surga di bawah telapak kaki ibu ". Sejatinya, ibu memiliki posisi yang begitu agung di masyarakat yang membuat orang lain iri. Menurut Alquran, ibu memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat Islam.
Mengacu pada ayat-ayat Alquran tentang pentingnya dan kedudukan perempuan dalam Islam, dia berkata, ini adalah para ibu yang, dengan membina putra-putra saleh, membentuk masyarakat yang mampu dan sehat. Alquran telah menekankan peran besar perempuan dalam keluarga dan masyarakat dalam banyak hal.
Selanjutnya, Laleh Eftekhari, seorang staf pengajar di Universitas Shahid sebagai pembicara lain, mengulas topik "Hak dan Tanggung Jawab Perempuan dalam Alquran."
"Pada hari-hari ini kita menyaksikan pembahasan implementasi dokumen 2030, yang tujuan keempatnya adalah pelatihan, dan tujuan kelimanya adalah kesetaraan gender. Di sini ada pertanyaan apakah dokumen ini harus ditulis oleh muslim atau Perserikatan Bangsa-Bangsa? Jadi mari kita lihat apa yang dikatakan Alquran tentang hal itu,” ucap Eftekhari.
Dia menegaskan, hak adalah keharusan yang harus diraih oleh seseorang. Tetapi tanggung jawab adalah sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan oleh seseorang. Dalam syariat tidaklah demikian bahwa seluruh hak diberikan kepada perempuan dan sementara itu tidak ada tanggung jawabnya. Disamping hak juga mempertimbangkan tanggung jawab.
Anggota dewan ilmiah fakultas Universitas Shahed menyatakan, kami dapat memaparkan hak dan tanggung jawab perempuan dalam pandangan Alquran. Topik ini adalah tentang domain individu, keluarga, dan sosial. Harus dipertimbangkan apa hak dan tanggung jawab yang dimiliki seorang perempuan.
Laleh Eftekhari melanjutkan: dari sudut pandang muslim, pria dan wanita memiliki beberapa karakteristik sama. Yang pertama adalah sumber penciptaan. Dalam beberapa buku agama yang telah terdistorsi, perempuan dianggap sebagai makhluk derajat kedua, sementara Alquran menolak ini dan Allah berfirman: “Bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kalian dari satu jiwa”.
“Poin lain yang dipaparkan adalah bahwa ada yang mengatakan bahwa seorang anak berasal dari wujud seorang pria, padahal itu sebenarnya adalah dari keduanya, dan sains telah menekankannya,” imbuhnya.
Eftekhari menegaskan, dalam Islam, prestasi keuangan untuk pria dan wanita adalah sama dan perempuan memiliki kemandirian finansial. Yang lainnya adalah tentang sumber dan asas keluarga. Tidaklah demikian perempuan memenuhi kebutuhan seorang pria. Tujuannya sebenarnya adalah ketenangan.
Anggota fakultas universitas Shahed mengatakan: "Diskusi lain adalah persamaan dalam dekat dan jauh. Kesetaraan dalam melaksanakan banyak hukum Islam seperti puasa, salat, khumus, zakat, dan sebagainya. "
Di penghujung, ia mengisyaratkan dua bidang lain dari hak dan tanggung jawab perempuan, yaitu, lingkup keluarga dan sosial, juga mengkaji kedudukan dan urgensi perempuan menurut Alquran dalam keluarga dan masyarakat.
http://iqna.ir/fa/news/3719472