Menurut laporan IQNA dilansir dari Aljazeera, Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Mark Lowcok, selama kunjungan ke kamp pengungsi Bangladesh, pada hari Jumat mengatakan bahwa ia berusaha mengalokasikan lebih dari $ 1 miliar untuk membantu para pengungsi Rohingya dan komunitas tuan rumah mereka.
Saat ini ada lebih dari 1,2 juta orang terlantar di kamp-kamp padat pengungsi dan tidak aman di tenggara Bangladesh.
Asisten Sekretaris Jenderal PBB mengatakan: "Pesan kami kepada komunitas internasional adalah jangan melupakan orang-orang Rohingya dan membantu orang, organisasi dan pemerintah Bangladesh."
Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, mengatakan krisis pengungsi Rohingya tidak akan dilupakan dan akan tetap menjadi krisis pengungsi terbesar di dunia.
Menteri Luar Negeri Bangladesh, AK Abdul Momen dalam pertemuan dengan para pejabat PBB menekankan, Bangladesh sedang berusaha memindahkan 100.000 pengungsi ke pulau terpencil Bhashan Char.
“Pulau itu sudah siap, dan kita bisa memindahkan pengungsi ke sana sebelum musim hujan untuk melindungi mereka dari bahaya,” imbuhnya.
Kelompok-kelompok HAM telah memperingatkan tentang pemindahan pengungsi ke pulau itu, karena mereka jauh dan terkena badai musiman.
Menurut Amnesty International, sejak awal serangan tentara Myanmar ke kota dan desa-desa di tempat tinggal Muslim Rohingya pada tahun 2017, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, yang kebanyakan perempuan dan anak-anak, telah melarikan diri dari Myanmar dan memasuki Bangladesh.