Peristiwa Paling Booming di Dunia Islam Pada Tahun 2019
Menurut laporan IQNA dilansir dari 5 Pillars, dunia Islam telah mengalami berbagai peristiwa yang menantang pada 2019, tekanan dan diskriminasi terhadap Muslim di seluruh dunia, termasuk pembunuhan puluhan jamaah di masjid-masjid Selandia Baru, penindasan umat Islam di Cina dan Kashmir India, reformasi kontroversial di Arab Saudi, pembunuhan pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi dan penghinaan terhadap Alquran di Norwegia adalah di antara peristiwa paling signifikan di dunia Islam pada tahun 2019. Laporan ini meneliti beberapa peristiwa paling penting di dunia Muslim.
1- Konflik India dan Pakistan atas Kashmir
Ketegangan antara kedua negara bersenjata nuklir itu semakin meningkat setelah pembunuhan 40 pasukan keamanan India pada 14 Februari 2019. Kelompok Jaishe Muhammad di Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, 12 hari kemudian di darat, kedua negara melancarkan serangan udara terhadap satu sama lain.
Sejak itu, konflik antara kedua negara telah meningkat dari waktu ke waktu, lima bulan lalu, pemerintah India menghapuskan otonomi daerah yang didominasi Kashmir dan melarang kegiatan keagamaan umat Islam di wilayah tersebut. Sejumlah aktivis agama dan politik juga ditangkap di daerah itu.
2- Kesinambungan Penindasan dan Tekanan terhadap Muslim Cina
Tahun lalu, langkah-langkah anti-Islam pemerintah China terhadap minoritas Muslim Uighur di provinsi Xinjiang menerima kecaman luas dari lembaga internasional dan Muslim di seluruh dunia.
Saat ini, sekitar satu juta Muslim Uighur berada dalam kondisi yang sangat buruk di pusat penahanan pemerintah Tiongkok.
3- Pengabaian Hak-hak Minoritas Muslim di India
Kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh pemerintah Perdana Menteri, Narendra Modi memublikasikan nasionalisme berbasis-Hindu dan mengabaikan hak-hak 200 juta Muslim di negara itu.
Pada Oktober 2019, Mahkamah Agung India menyerahkan kepemilikan masjid Babri di kota Ayodhya kepada umat Hindu, dan pada bulan Desember, undang-undang diskriminatif kewarganegaraan disahkan yang merampas imigran Muslim dari kewarganegaraan mereka.
4- Serangan ke Masjid Selandia Baru
Pada bulan Maret 2019, di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, 50 Muslim dibantai oleh seorang rasis Australia, dan Brenton Tarrant, pelaku kejahatan, didakwa dengan 50 pembunuhan dan 39 percobaan pembunuhan. Itu adalah pembantaian paling mematikan dalam sejarah Selandia Baru.
Perdana Menteri, Jacinda Ardern menyebut insiden itu sebagai salah satu hari tergelap di Selandia Baru, dan berjanji untuk melarang kepemilikan pribadi semua senjata semi-otomatis.
5- Serangan Teroris terhadap Umat Kristen di Sri Lanka
Pada 21 April 2019, tiga gereja di ibukota Sri Lanka, Kolombo menjadi sasaran. Serangan itu menewaskan 259 orang, termasuk 45 orang asing dan tiga polisi, dan melukai 500 orang.
Menurut pejabat kepolisian Sri Lanka, semua 7 pembom bunuh diri adalah warga negara Sri Lanka dan anggota kelompok ekstrimis Jemaah Tauhid Nasional. Pada 23 April, afiliasi ISIS mengumumkan bahwa para pelaku adalah anggota ISIS, tetapi investigasi kriminal tidak menemukan bukti afiliasi pelaku dengan ISIS.
6- Proses Weternisasi Arab Saudi
Pada tahun 2019, Pangeran Saudi, Ben Salman meningkatkan proses reformasi Baratnya di Arab Saudi. Dia membatasi kekuatan polisi agama dan menciptakan organisasi hiburan baru yang menyelenggarakan acara-acara seperti pertunjukan komedi, kompetisi gulat profesional, dan demonstrasi truk raksasa.
Kabinet Saudi juga menyetujui skema baru untuk memberikan orang asing dengan tempat tinggal yang akan memungkinkan imigran untuk mendapatkan tempat tinggal permanen dan properti pribadi serta untuk berinvestasi di negara itu. Selain itu, pemerintah Saudi telah memberlakukan undang-undang yang memungkinkan perempuan di atas usia 21 untuk bepergian ke luar negeri tanpa pendamping yang semestinya.
7- Tewasnya Abu Bakar al-Baghdadi, Pemimpin ISIS
Pada Oktober, Donald Trump mengumumkan bahwa kepala ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi terbunuh dalam operasi militer AS di barat laut Suriah. Menurut Trump, selama serangan pasukan khusus AS, al-Baghdadi meledakkan sabuk bunuh dirinya dan terbunuh.
Al-Baghdadi lahir pada tahun 1971 di dekat Samarra di utara Baghdad, beberapa laporan menyatakan dia adalah seorang khotib masjid di kota itu pada saat invasi AS ke Irak pada tahun 2003, tetapi yang lain percaya bahwa al-Baghdadi ditangkap di kamp AS di Bucca di selatan Irak bersama dengan sejumlah komandan al-Qaeda yang memiliki pandangan ekstremis.
Al-Baghdadi muncul di Irak pada tahun 2010 sebagai kepala kelompok militan yang mana al-Qaeda ketika itu menjadi bagiannya; ketika militan ISIS pada tahun 2014 menguasai Mosul, ia mendeklarasikan kekhalifahan dirinya di daerah tersebut.
8- Respon Besar-besaran terhadap Penistaan Kesucian Alquran di Norwegia
Arni Tomer, kepala kelompok ekstrimis "Hentikan Islamisasi Norwegia", berusaha membakar salinan Alquran yang dicegah oleh polisi, tetapi di aksi lainnya telah menghina Alquran.
Menyusul langkah anti-Islam, pihak berwenang di negara-negara Islam, termasuk Iran, Pakistan, Turki dan Mesir, mengutuk langkah itu dan sejumlah demo diadakan oleh kelompok-kelompok populer di beberapa negara.
