IQNA

Sastrawan India; Cikal Bakal Puisi Asyura

12:20 - August 26, 2020
Berita ID: 3474533
TEHERAN (IQNA) - Puisi-puisi yang disenandungkan tentang Karbala tidak terbatas pada sastra Arab dan Muslim, tetapi kebangkitan Imam Husein (as) dengan segala standar, nilai dan prinsipnya yang berharga adalah kebangkitan global dan ketenarannya menyebar ke seluruh dunia dan Karbala menjadi slogan kebebasan bagi berbagai generasi. Sementara itu, puisi Asyura memiliki andil yang signifikan dalam karya sastrawan India.

Situs makam Huseini melaporkan, peristiwa tragis Karbala mendapat tempat khusus dalam sastra Persia, Albania, Turki, dan Pakistan. Para penulis dan penyair Syiah India juga merupakan pembawa bendera sastra India, dan ajaran Huseini secara luas memiliki peran dalam pengembangan aspek spiritual, moral, sastra, pengetahuan, dan budaya mereka, di mana elegi kesyahidan Imam Husein (as) adalah seni paling menonjol dalam sastra India. Ada banyak nama penyair Hosseini di antara para penulis besar India.

Majalis-majelis Huseini memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan elegi di India selama ratusan tahun. Para penyair dalam eleginya menemukan tempat perlindungan spiritual yang penuh kedamaian untuk dirinya. Oleh karena itu, penyair India sangat tertarik dengan berkabung Imam Husein (as) dan terinspirasi oleh biografi besar Imam Husein (as) serta menceritakan hari Karbala dengan gambaran kesedihan dan duka yang paling memukau dalam bentuk puisi. Di antara penyair yang terkenal sejak lama adalah Miramin, Mirza Ghalib, Moulvi Mohammad Husein Azad dan juga Moulavi Altaf, kritikus, penyair, penulis dan reformis.

Juga penyair pertama yang menyusun kumpulan puisi dalam bentuk elegi adalah Quli Qutb Shah, raja " Golconda di India selatan, dan Ghulam Mohammad Gerami adalah salah satu penyair Huseini paling terkenal di India yang menulis puisinya dalam bahasa Urdu dan Sindhi dan setelah dia adalah seorang penyair terkemuka bernama Mahasen dan puisinya telah diterbitkan dalam 12 volume.

Mahasen, informasi sejarahnya tentang insiden Karbala diambil dari Sabet Ali Shah, sejarawan besar India (1840-1710), orang pertama yang menulis dalam bahasa Urdu tentang tragedi Karbala. Selain itu, banyak nama besar lainnya seperti Mir Babar Ali Anis, Mirza Dabir dan Mirza Salamat Ali Dabir adalah di antara penyair Huseini dalam bahasa Urdu dan juga Mohammad Baqir Al-Raid adalah pendiri surat kabar Urdu di India, dianggap sebagai garis depan penyair India.

Di antara pembawa elegi Huseini adalah penyair Mohammad Hussain Azad Dehlavi (1220-1320 H) yang, selain bahasa ibunya, Urdu, juga menulis puisi dalam bahasa Persia dan Arab. Dia adalah salah satu pemikir yang menulis banyak buku tentang fikih dan ideologi serta menyenandungkan elegi indah tentang peristiwa Karbala yang dibaca di majelis-majelis Huseini.

Bagian dari eleginya yang terkenal yang menggambarkan hari Asyura dan kesyahidan Imam Husein (as) adalah sebagai berikut:

(Setelah kesyahidan cucu Nabi) ratapan terdengar di ujung masa dan air mata mengalir

Jiwa Nabi (saw) masuk [di tubuh Imam Husein as) untuk melihat

Sedangkan jiwa ibunya Zahra juga disamping raga Imam

Sayyidah Zahra (as) menangis dalam kesedihan atas tragedi ini

Jin dan malaikat semua menangis dalam duka ini

Saat panggilan datang, [Husein as] terbunuh dalam pertempuran ini.

 

3917469

captcha