IQNA

Kontroversi Film Baru Disney Dibawa ke Kongres AS

11:08 - September 13, 2020
Berita ID: 3474591
TEHERAN (IQNA) - Sementara sejumlah Muslim dan aktivis hak asasi manusia telah mendukung tagar memboikot film baru Walt Disney di Cina, sekelompok perwakilan anggota partai Demokrat dan Republik di Kongres AS juga menuntut penjelasan dari CEO Walt Disney tentang kerjasama dengan pejabat Cina di Xinjiang.

Bloomberg melaporkan, sekelompok perwakilan dari partai Konservatif dan Republik di Amerika Serikat menuntut penjelasan dari CEO Disney, Bob Chapek atas kerjasamanya dengan pejabat keamanan provinsi Xinjiang.

Perusahaan Disney telah membuat film baru berjudul Mulan di provinsi Xinjiang, tempat lebih dari satu juta Muslim Uighur ditahan di pusat-pusat penahanan pemerintah Cina.

Anggota Kongres mengatakan dalam sebuah surat: “Kerja sama nyata Disney dengan pejabat pemerintah Cina, yang merupakan penyebab kekerasan paling kejam, sangat mengganggu.”

Perwakilan ini mencakup Marco Rubio, Perwakilan Florida; Perwakilan Arkansas, Tom Cotton; Jeff Merkley, seorang Demokrat dari Oregon, dan Liz Cheney, seorang Republikan, mengatakan kekerasan pemerintah Cina di Xinjiang telah lama diketahui dan bahwa keputusan Disney untuk bekerjasama dengan pejabat keamanan Cina akan melegitimasi kejahatan-kejahatan yang dapat disebut sebagai genosida.

Sebuah kampanye telah diluncurkan untuk memboikot bagian dari film Mulan setelah diumumkan bahwa film tersebut diambil di Xinjiang. Asosiasi Islam Amerika Utara (ICNA) dengan tagar Mulan (#BoycottMulan) telah menyerukan pemboikotan film tersebut dan penyelidikan pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Cina.

Sebelumnya, Ilhan Omar, seorang anggota Kongres Muslim, telah mengkritik keras perusahaan-perusahaan Amerika karena menggunakan kerja paksa warga Uighur untuk menghasilkan produk mereka, dan menyebut penindasan Muslim Uighur sebagai salah satu kejahatan terburuk terhadap kemanusiaan. (hry)

 

3922353

Kunci-kunci: Kontroversi ، Film Baru ، Disney ، Kongres AS
captcha