Siasat.com melaporkan, Gedung Kedutaan Besar Cina yang baru di London akan dibangun di dekat tempat orang-orang Cina abad ke-19, Cinatown.
Namun penduduk setempat mengatakan mereka tidak akan menyambut relokasi kedutaan besar Cina di Beijing sampai perlakuannya terhadap Muslim dihentikan.
“Saya sangat terkejut mengapa Republik Rakyat Cina ingin membangun kedutaannya di lingkungan orang-orang yang berbeda agama dan ras. Komunitas Muslim memiliki basis yang besar di sini,” kata Mu Ragheb, seorang warga Muslim dan aktivis sosial.
Dia menambahkan: Komunitas Muslim sangat terhubung satu sama lain, terlepas dari bagian dunia mana mereka berada. Masyarakat Islam selalu merasakan solidaritas satu sama lain berdasarkan nilai-nilai dan keyakinan yang sama, demikian pula halnya dengan masyarakat Uighur.
Rabina Khan adalah anggota dewan lokal yang mencoba menjelaskan urgensi tindakan tersebut pada rapat dewan. Dia meluncurkan kampanye yang meminta dewan kota untuk menyampaikan kekhawatiran tentang perlakuan Cina terhadap Muslim Uighur dengan duta besar Cina untuk Inggris, Liu Xiaoming.
“Apa yang kami inginkan adalah mengirim pesan ke Cina bahwa jika mereka ingin membawa kedutaan mereka ke lingkungan ini, mereka harus tahu bahwa di sinilah kami bangga membela hak asasi manusia,” kata Khan.
Ada 10 juta Muslim Uighur yang tinggal di provinsi Xinjiang Cina, dan laporan PBB menunjukkan bahwa pemerintah telah menahan sekitar 2 juta orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya di kamp-kamp di provinsi Xinjiang.
Aktivis Uighur dan kelompok hak asasi manusia mengatakan banyak dari mereka yang ditahan di kamp memiliki pendidikan tinggi dan pemilik bisnis besar.
Namun, pemerintah Cina menolak menerima pengamat netral untuk menyelidiki situasi di Xinjiang. (hry)