IQNA melaporkan dilansir dari Russia Today, Kardinal Christoph Schönborn berkata: “Sebuah rencana komprehensif yang mencakup semua kelompok dan asosiasi agama tanpa diskriminasi harus menggantikan rencana ini”.
Dia menambahkan bahwa hubungan antara komunitas agama di Austria didasarkan pada rasa saling percaya dan dialog serta fokus pada agama tertentu tidak menguntungkan stabilitas sosial.
“Pada akhir bulan ini, saya akan mengundang perwakilan dari berbagai kelompok dan komunitas Islam ke meja bundar untuk mendengar pandangan dan pendapat mereka," kata Kardinal Christoph Schönborn.
Uskup Agung Wina menekankan, adalah menguntungkan Austria untuk membangun hubungan berdasarkan pemahaman dan dialog konstruktif dengan komunitas Muslim.
Perlu dicatat bahwa langkah pemerintah Austria untuk mengungkap peta politik Islam di dunia maya disambut dengan protes dari asosiasi dan lembaga Islam, yang menekankan bahwa pemerintah telah merancang program ini untuk melabeli semua Muslim sebagai sebuah bahaya.
Peta ini memuat nama dan alamat 623 masjid dan ormas Islam di negeri ini. Selain itu, informasi tentang hubungan masjid dan organisasi Islam dengan dunia luar diberikan dalam peta ini.
Organisasi Pemuda Muslim Austria telah mengumumkan bahwa mereka akan menuntut rencana Islam politik pemerintah. Menurut organisasi itu, publikasi nama dan alamat ratusan masjid dan institusi Islam telah membuat Muslim Austria dalam ketidakamanan.
Rencana tersebut, menurut para kritikus, "menyamakan terorisme dan Islam" dan menyebabkan Islamofobia.
Peta Islam disiapkan bekerja sama dengan Universitas Wina dan Pusat Dokumen Austria tentang Islam Politik.
Penerbitan rencana ini juga memicu protes dari perwakilan agama lain. Gereja Protestan telah menyatakan keprihatinan tentang rencana tersebut. Uskup Chalupka meminta Menteri Imigrasi Austria Susan Robb untuk menghapus peta politik Islam dari Internet. (hry)