IQNA

Respon terhadap Pemilihan Israel Sebagai Anggota Pengamat Uni Afrika

5:39 - July 31, 2021
Berita ID: 3475573
TEHERAN (IQNA) - Terpilihnya rezim zionis sebagai pengamat anggota Uni Afrika menuai reaksi dari berbagai negara.

IQNA melaporkan seperti dilansir Anadolu, Ismail Haniyeh, kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), dalam sebuah surat kepada ketua Komisi Uni Afrika, H.E. Moussa Faki Mahamat, memintanya untuk membatalkan keputusannya untuk menerima Israel sebagai anggota pengamat serikat.

Haniyeh mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "kami meminta Presiden Komisi Uni Afrika (H.E. Moussa Faki Mahamat) untuk membatalkan keputusan yang menyerang rakyat Palestina dan semua negara Afrika yang membantu rakyat Palestina.

Dengan menyatakan bahwa keputusan tersebut tidak mencerminkan posisi sejarah nyata Uni Afrika tentang masalah Palestina, ia mengatakan bahwa gerakan Hamas menganggap keputusan ini bertentangan dengan nilai dan prinsip-prinsip Uni Afrika dan mengutuknya.

Haniyeh menekankan bahwa langkah itu akan memberikan pukulan telak bagi rakyat Palestina dan hak sah mereka untuk menyingkirkan pendudukan Israel, sehingga Komisi Uni Afrika perlu bekerja dengan negara-negara sahabat dan organisasi internasional dan regional di bidang politik dan diplomatik untuk mengokohkan dan memperkuat tuntutan sah rakyat Palestina.

Dia demikian juga menyerukan penghentian permukiman dan penyitaan tanah Palestina, dan pengusiran kejahatan rezim Zionis dan agresi konstannya.

Dari sisi lain, menurut Anadolu, Republik Namibia pada Kamis (29 Juli) memprotes penerimaan Israel sebagai anggota pengamat Uni Afrika.

Kementerian Hubungan Internasional dan Kerjasama Namibia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah sangat prihatin dengan keputusan tersebut karena bertentangan dengan tujuan dan prinsip Uni Afrika.

Pernyataan itu mengatakan bahwa keputusan untuk mengakui Israel ke Uni Afrika dibuat pada saat yang sama ketika Tel Aviv meningkatkan tekanan pada Palestina dan melanggar hak hukum mereka di Palestina.

Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Namibia menegaskan kembali dukungan dan solidaritasnya yang berkelanjutan dengan rakyat Palestina melawan penjajah Israel.

Menurut Aljazeera, Afrika Selatan juga bereaksi terhadap aksesi Israel ke Uni Afrika, dan mengutuk keras keputusan sepihak tersebut.

Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah terkejut dengan keputusan yang tidak adil dan ilegal dan bahwa Komisi Uni Afrika telah mengambil keputusan secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan anggota Uni Eropa.

Pernyataan itu mengatakan bahwa Israel melanjutkan pendudukan ilegalnya atas Palestina dan tidak peduli dengan perjanjian internasional dan PBB dalam hal ini; oleh karena itu, tidak dapat dipahami bahwa Komisi Uni Afrika akan memberi penghargaan kepada rezim ini pada saat Zionis secara brutal dan terbuka menindas Palestina!

"Afrika Selatan sangat percaya bahwa itu tidak boleh menjadi anggota pengamat Uni Afrika selama Israel tidak mau berunding tanpa prasyarat," kata pernyataan itu.

Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis lalu bahwa duta besar Israel untuk ibukota Ethiopia, Addis Ababa, telah menyerahkan mandatnya kepada Uni Afrika sebagai anggota pengamat.

Rezim Israel sebelumnya menjabat sebagai pengamat di Organisasi Persatuan Afrika, tetapi setelah pembubarannya pada tahun 2002 dan transformasinya menjadi Uni Afrika, upaya rezim untuk mempertahankan keanggotaannya sebagai pengamat tidak berhasil. (hry)

 

3987321

captcha