IQNA melaporkan seperti dilansir Presstv.ir, menyusul pengusiran kekerasan ribuan Muslim dari rumah mereka di negara bagian Assam, timur laut India, seruan untuk memboikot produk India telah meningkat di beberapa negara Muslim. Polisi India menggerebek rumah-rumah Muslim di negara bagian itu dan memerintahkan evakuasi mereka yang menyatakan tempat tinggal mereka ilegal.
Menyusul rilis video kekerasan polisi India terhadap Muslim di wilayah tersebut, tagar memboikot barang-barang India di negara-negara Teluk menjadi panas.
Kelompok-kelompok Islam dan aktivis Muslim di Timur Tengah telah meluncurkan kampanye propaganda bertarget terhadap kekerasan yang dilakukan terhadap Muslim di wilayah Assam, India. Banyak aktivis Muslim juga menyerukan pemboikotan barang-barang India oleh negara-negara Islam.
Kelompok-kelompok ini ingin menyerukan boikot perusahaan dan produk India dan meminta negara-negara Islam untuk menargetkan India dalam hal ini.
Tagar #boikotIndiaProducts pertama kali diluncurkan oleh seorang anggota parlemen Kuwait bernama Shoaib al-Muwaziri, yang disambut baik oleh pengguna berbahasa Arab.
Dia meminta para pemimpin negara-negara Islam, Organisasi Kerjasama Islam dan PBB untuk mengambil tindakan terhadap kejahatan kekerasan India terhadap Muslim. Dia menyatakan bahwa boikot barang-barang India adalah kewajiban setiap Muslim.
Dr Abdulaziz Othman Altwaijri, mantan direktur jenderal ISESCO, juga menuduh pemerintah Hindu Perdana Menteri India Narendra Modi menyalahgunakan dan menganiaya Muslim sebagai bagian dari kebijakan yang disengaja dan di bawah bayang-bayang kebungkaman lembaga-lembaga internasional.
Di sisi lain, beberapa kedutaan India di negara-negara Teluk Persia telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa kampanye ini adalah propaganda palsu dan tujuannya adalah untuk menciptakan kebencian dan kerusuhan di negara ini.
Para ahli percaya bahwa sejak 2014, ketika Partai Nasionalis BJP berkuasa, kejahatan kebencian terhadap minoritas Muslim telah meningkat. (hry)