Hujjatul Islam wal Muslimin Majid Hakimelahi mengatakan: “Sejarah peradaban Islam telah menunjukkan bahwa di dunia Islam, konvergensi dengan penekanan pada irfan dan pengetahuan telah terjadi sangat cepat dan irfan serta tendensi pada spiritualitas dan irfan Islami memiliki tempat khusus di tengah-tengah semua kelompok Islam. Jika kita bisa fokus pada masalah ini, kita bisa menciptakan persatuan yang besar di antara umat Islam.”
“Hari ini, kita melihat bahwa rezim Zionis, untuk menciptakan kecemasan dan perselisihan serta menghadapi revolusi Iran, telah merencanakan seribu pisau, yang tidak diragukan lagi merupakan konspirasi jahat untuk menciptakan perselisihan di antara umat Islam,” kata Hujjatul Islam wal Muslimin Majid Hakimelahi, direktur ICC Jakarta dan perwakilan Pemimpin Tertinggi Revolusi di Indonesia kepada IQNA.
Hakimelahi berkata: "Sayangnya, beberapa negara Muslim telah mengulurkan tangan persahabatan dengan rezim Zionis, yang dapat digambarkan sebagai simbol yang jelas dari pengkhianatan terhadap dunia Islam."
Direktur ICC Jakarta menyatakan, jika kita melihat serangan teroris di masjid provinsi Kunduz Afghanistan, kita harus tahu bahwa kejadian ini adalah karena perpecahan di antara umat Islam. Persatuan dalam masyarakat Islam dapat mengarah pada konvergensi dan kohesi, dan di sisi lain, itu akan mengungkap konspirasi Amerika Serikat, rezim Zionis dan sistem satelit mereka.
Ia menekankan sentralitas prinsip persatuan di negara-negara Islam, dan berkata: "Pada langkah pertama, pemerintah Islam harus percaya pada prinsip persatuan dan mendasarkan kebijakan dalam dan luar negeri mereka. Bagian terpenting dari kebijakan ini dapat dianggap sebagai upaya untuk menghilangkan fanatisme dan sektarianisme dalam rangka menciptakan kesatuan politik di negara-negara dan konvergensi di dunia Islam.
“Memberikan penelitian praktis untuk menjelaskan fakta sejarah melalui sains dan tanpa fanatik agama adalah salah satu cara untuk menciptakan persatuan dalam masyarakat Islam. Fanatisme yang terjadi dalam masyarakat Islam saat ini adalah karena adanya minoritas ekstrim di tengah-tengah mayoritas, yang tidak perlu diperhatikan dan ditonjolkan. Saat ini, mereka yang mengucilkan Muslim dan pengikut agama yang berbeda adalah minoritas dan tidak boleh disamakan dengan mayoritas Muslim,” ucap Hakimelahi.
Wakil Pemimpin Tertinggi Revolusi di Indonesia dan Ketua Islamic Center Jakarta menyatakan, jika kita menyimpulkan bahwa persatuan Islam diperlukan untuk mencegah kerusakan dan pembunuhan di antara umat Islam dan untuk mencapai kejayaan dan peradaban Islam yang baru, kita harus menghindari komentar-komentar yang menyebabkan perselisihan dan perpecahan antar agama Islam dan kami mengajak semua agama untuk bersatu padu dengan fokus pada Islam yang mulia. (HRY)